
Corona Bikin Wisata Lesu, Penerbangan akan Dapat Insentif
Muhammad Sabki, CNBC Indonesia
13 February 2020 12:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah segera menetapkan skema insentif untuk maskapai penerbangan domestik akibat wisata yang lesu karena wabah corona terutama di Bali, Batam/Bintan, dan Manado. Salah satu yang tengah digodok adalah pemberian insentif berupa potongan atau diskon tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa diskon PNBP merupakan usulan dari para maskapai. Pada Rabu (12/2/20) kemarin, Kemenhub bersama Kemenparekraf memang mengumpulkan semua maskapai bersama operator bandara, membahas persoalan tersebut.
Mereka duduk bersama untuk mencari solusi atas lesunya sektor pariwisata akibat penyebaran virus corona. Budi Karya menambahkan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Kewenangan untuk mengurangi, meniadakan [PNBP] itu di Kementerian Keuangan. Jadi kita nanti ada putaran untuk rapat bersama Kemenkeu, Kemenhub, dan Kemenparekraf," kata Budi Karya di kantornya, Kamis (13/2/20).
Selain diskon PNBP, opsional lain juga disiapkan. Namun, pemerintah tidak bisa memutuskan sendiri karena harus melibatkan operator bandara.
"Bentuk insentifnya apa, apakah pengurangan PNBP, apakah pengurangan biaya landas atau PSC (passenger service charge) nanti diomongin di situ," tandasnya.
Khusus untuk PNBP sendiri, Budi Karya menjelaskan bahwa selama ini memang maskapai wajib membayar PNBP setiap pesawat melakukan lepas landas dan pendaratan. Dia menyebut, masing-masing proses take off-landing itu PNBP yang dipatok mencapai Rp 60 juta.
Berapa persen dari jumlah tersebut yang akan masuk dalam skema diskon?
"Akan dibicarakan dengan Kemenkeu. Karena kemarin itu kan forum menampung aspirasi penerbangan. Setelah ditampung aspirasinya, kita dibicarakan dengan Kementerian Keuangan. Karena yang punya kewenangan untuk menetapkan dikurangi, ditiadakan Kementerian Keuangan," katanya.
Namun, mengenai skema keringanan PNBP ini terkait harga tiket yang akan ditanggung konsumen akan lebih murah, belum ada kepastian. Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan di Bali saja, ada potensi kehilangan Rp 2,7 triliun dari wisatawan China selama Januari-Februari 2020.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa diskon PNBP merupakan usulan dari para maskapai. Pada Rabu (12/2/20) kemarin, Kemenhub bersama Kemenparekraf memang mengumpulkan semua maskapai bersama operator bandara, membahas persoalan tersebut.
Mereka duduk bersama untuk mencari solusi atas lesunya sektor pariwisata akibat penyebaran virus corona. Budi Karya menambahkan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Kewenangan untuk mengurangi, meniadakan [PNBP] itu di Kementerian Keuangan. Jadi kita nanti ada putaran untuk rapat bersama Kemenkeu, Kemenhub, dan Kemenparekraf," kata Budi Karya di kantornya, Kamis (13/2/20).
Selain diskon PNBP, opsional lain juga disiapkan. Namun, pemerintah tidak bisa memutuskan sendiri karena harus melibatkan operator bandara.
"Bentuk insentifnya apa, apakah pengurangan PNBP, apakah pengurangan biaya landas atau PSC (passenger service charge) nanti diomongin di situ," tandasnya.
Khusus untuk PNBP sendiri, Budi Karya menjelaskan bahwa selama ini memang maskapai wajib membayar PNBP setiap pesawat melakukan lepas landas dan pendaratan. Dia menyebut, masing-masing proses take off-landing itu PNBP yang dipatok mencapai Rp 60 juta.
Berapa persen dari jumlah tersebut yang akan masuk dalam skema diskon?
"Akan dibicarakan dengan Kemenkeu. Karena kemarin itu kan forum menampung aspirasi penerbangan. Setelah ditampung aspirasinya, kita dibicarakan dengan Kementerian Keuangan. Karena yang punya kewenangan untuk menetapkan dikurangi, ditiadakan Kementerian Keuangan," katanya.
Namun, mengenai skema keringanan PNBP ini terkait harga tiket yang akan ditanggung konsumen akan lebih murah, belum ada kepastian. Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan di Bali saja, ada potensi kehilangan Rp 2,7 triliun dari wisatawan China selama Januari-Februari 2020.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular