
Internasional
Putin Ternyata Pro Palestina, Ini Buktinya!
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 February 2020 06:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia menyatakan proposal perdamaian Israel-Palestina yang diumumkan pada bulan lalu oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tidak bisa diterima begitu saja. Sebab, kesepakatan itu dibuat tanpa adanya persetujuan Palestina.
"Dokumen itu mengusulkan perubahan wilayah ... Dokumen itu juga mengusulkan cara untuk menyelesaikan masalah fundamental lainnya termasuk status akhir Jerusalem dan masalah lainnya," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam press briefing di Kedutaan Rusia di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
"Posisi kami adalah bahwa orang-orang Palestina dan Israel harus memiliki pendapat akhir mereka mengenai masalah ini mengingat ini berhubungan dengan mereka ... Palestina harus menjadi pihak yang menentukan apakah ini dapat diterima atau tidak. Itu poin utama dari ini."
"Bagaimana bisa Anda menyelesaikan suatu masalah jika salah satu pihak menolak kesepakatan yang AS tentukan. Tapi jika Palestina tidak menerimanya, itu tidak bisa berjalan, itu tidak akan menghentikan perang dan tidak bisa menghentikan orang-orang terbunuh. Masalahnya adalah bagaimana membuat penyelesaian yang bisa diterima dua pihak."
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan proposal perdamaian kedua wilayah yang sudah berkonflik lama itu 28 Januari lalu. Trump mengumumkan itu saat menerima kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.
Dalam kesepakatan itu, Trump membagi wilayah di sekitar Jerusalem untuk Palestina dan Israel. Namun, tanpa adanya persetujuan atau campur tangan Palestina.
Padahal Palestina adalah negara yang berselisih secara langsung dengan Israel dalam memperebutkan wilayah itu.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, dalam perjanjian itu Trump mengumumkan pembentukan negara Palestina dengan ibu kota di pinggiran Yerusalem. Sementara itu, kota Yerusalem disebut Trump akan menjadi ibu kota dari Israel.
Lebih lanjut, Lyudmila mengatakan bahwa negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu akan selalu siap membantu proses perdamaian antara kedua pihak. Dukungan itu akan didasarkan pada pada hukum-hukum yang berlaku secara internasional.
"Kami menegaskan kembali kesiapan kami untuk membangun pekerjaan masa depan yang sejalan dengan upaya kolektif yang bertujuan untuk secara andal dan komprehensif menyelesaikan konflik ... Israel. Kami siap untuk berkoordinasi erat dengan mitra Palestina dan Israel kami, serta negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, anggota Timur Tengah yang mengutip mediator internasional dan semua pihak yang tertarik pada pencapaian cepat perdamaian abadi di Timur Tengah." jelasnya.
(sef/sef) Next Article Skenario Trump-Israel untuk Palestina
"Dokumen itu mengusulkan perubahan wilayah ... Dokumen itu juga mengusulkan cara untuk menyelesaikan masalah fundamental lainnya termasuk status akhir Jerusalem dan masalah lainnya," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam press briefing di Kedutaan Rusia di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
"Bagaimana bisa Anda menyelesaikan suatu masalah jika salah satu pihak menolak kesepakatan yang AS tentukan. Tapi jika Palestina tidak menerimanya, itu tidak bisa berjalan, itu tidak akan menghentikan perang dan tidak bisa menghentikan orang-orang terbunuh. Masalahnya adalah bagaimana membuat penyelesaian yang bisa diterima dua pihak."
![]() |
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan proposal perdamaian kedua wilayah yang sudah berkonflik lama itu 28 Januari lalu. Trump mengumumkan itu saat menerima kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.
Dalam kesepakatan itu, Trump membagi wilayah di sekitar Jerusalem untuk Palestina dan Israel. Namun, tanpa adanya persetujuan atau campur tangan Palestina.
Padahal Palestina adalah negara yang berselisih secara langsung dengan Israel dalam memperebutkan wilayah itu.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, dalam perjanjian itu Trump mengumumkan pembentukan negara Palestina dengan ibu kota di pinggiran Yerusalem. Sementara itu, kota Yerusalem disebut Trump akan menjadi ibu kota dari Israel.
Lebih lanjut, Lyudmila mengatakan bahwa negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu akan selalu siap membantu proses perdamaian antara kedua pihak. Dukungan itu akan didasarkan pada pada hukum-hukum yang berlaku secara internasional.
"Kami menegaskan kembali kesiapan kami untuk membangun pekerjaan masa depan yang sejalan dengan upaya kolektif yang bertujuan untuk secara andal dan komprehensif menyelesaikan konflik ... Israel. Kami siap untuk berkoordinasi erat dengan mitra Palestina dan Israel kami, serta negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, anggota Timur Tengah yang mengutip mediator internasional dan semua pihak yang tertarik pada pencapaian cepat perdamaian abadi di Timur Tengah." jelasnya.
(sef/sef) Next Article Skenario Trump-Israel untuk Palestina
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular