Internasional

Kritik Keras Presiden AS, Mahathir Minta Donald Trump Mundur!

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
12 February 2020 14:50
PM Malaysia Mahathir Mohamad minta Trump Mundur
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad blak-blakan meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mundur.

Ia bahkan menegaskan ini wajib dilakukan untuk menyelamatkan AS.



"Amerika adalah orang-orang baik tapi tidak Presiden Trump," kata Mahathir awal pekan ini sebagaimana dilansir dari The Star, Rabu (12/2/2020).

"Saya meminta dia untuk mundur guna menyelamatkan Amerika,"

Pernyataan ini dilontarkan Mahathir setelah sebelumnya ia mengkritik draf perdamaian antara Israel dan Palestina, yang dibuat Trump.

"Perjanjian itu hanya membawa lebih banyak konflik di wilayah dan akan membuat antagonis miliaran penduduk di dunia," ujarnya.



Ia pun berjanji akan berbicara dengan China untuk mendukung pergerakan Palestina, termasuk Jepang dan Korea.

Sementara itu, Duta Besar AS di Malaysia menilai pernyataan Mahathir tidak membawa semangat membangun untuk kedua negara.

Sebelumnya Trump membuat proposal damai untuk Israel dan Palestina awal Januari lalu. Sebagaimana dilansir dari media Israel, The Jerussalem Post, sejumlah poin dimuat antaranya Palestina tetap akan memiliki wilayah Tepi Barat.

Namun meski mendominasi di Tepi Barat, 20% wilayah itu akan jatuh ke tangan Israel. Yerussalem yang juga di Tepi Barat akan jadi ibu kota Israel. Semua permukiman Israel di wilayah ini tetap dipertahankan.

Palestina akan memiliki daerah Yerussalem Timur. Seperti Kafr Akab, Abu Dis dan setengah dari Shuafat.

Israel akan mempertahankan Lembah Yordan. Palestina akan kehilangan tanah di Negev, dekat perbatasan Gaza dan Mesir.

Karena posisi Tepi Barat dan Gaza berjauhan, maka Palestina akan diberi jalur khusus untuk menuju kedua wilayah. Namun kontrol perbatasan akan dikendalikan Israel.

Pengakuan akan negara Palestina, meski sudah diakui PBB, baru akan diberikan empat tahun kemudian. Namun dengan sejumlah persyaratan, seperti tidak mendanai kelompok jihadis dan Hamas.

Jika syarat itu diakui maka AS akan mengakui Palestina sebagai negara. Bahkan membuat rancangan ekonomi untuk membantu negara tersebut.

Israel dan Palestina bagai air dan minyak, tidak bisa disatukan. Perseteruan kedua negara tersebut sudah terjadi selama puluhan tahun dan belum ada penyelesaian yang memuaskan.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Waduh, Mahathir Mohamad Masuk Daftar Ektremis Berbahaya Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular