Internasional

Balas Serangan Suriah, Turki Sebut 51 Tentara Suriah Tewas

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
12 February 2020 09:20
Turki mengklaim sebanyak 51 tentara Suriah terbunuh.
Foto: Konflik Turki-Suriah. (AP Photo/Ghaith Alsayed)

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki mengklaim sebanyak 51 tentara Suriah terbunuh di barat laut Suriah saat pemberontak yang didukungnya membalas serangan pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia.

"Dua tank Suriah dan satu toko amunisi juga dihancurkan," kata Kementerian Pertahanan Turki pada Selasa (11/2/2020). Lembaga pemerintah itu mengutip informasi dari beberapa sumber di lapangan, dikutip Reuters, Rabu (12/2/2020).

Beberapa jam sebelumnya, seorang pemantau perang melaporkan bahwa pasukan pemerintah Suriah menguasai jalan raya utama Aleppo-ke-Damaskus yang melintasi provinsi barat laut Idlib.

Namun media pemerintah Suriah tidak menyebutkan hal ini dan sumber-sumber pemberontak kemudian mengatakan pertempuran berlanjut di beberapa wilayah utara dekat jalan raya M-5. Jalan ini menghubungkan Aleppo dengan ibu kota Damaskus dan hingga ke Deraa yang ada di ujung selatan.


Sebagai tanggapan, gerilyawan menembak jatuh helikopter militer Suriah dan bergerak maju ke kota 
Nairab. Kementerian Pertahanan Turki yakin wilayah itu telah ditinggalkan oleh pasukan pemerintah Suriah.

Sementara itu di pihak Suriah, para tentara Suriah mengatakan bahwa mereka tidak akan tinggal diam. Mereka mengatakan akan menanggapi serangan yang dilakukan pasukan Turki yang disebutnya bertujuan untuk menghentikan langkah pasukan ke provinsi Idlib.

Memanasnya situasi di Idlib ini menarik perhatian Amerika Serikat (AS). Utusan AS untuk Suriah James Jeffrey dijadwalkan untuk bertemu pejabat senior Turki di Ankara pada Rabu. Kedutaan Besar AS di Turki mengatakan mereka akan membahas kerja sama untuk melahirkan solusi politik untuk konflik tersebut.

"Hari ini, sekutu NATO kami Turki menghadapi ancaman dari pemerintah Assad dan Rusia. Kami di sini untuk meninjau situasi dengan pemerintah Turki dan menawarkan dukungan jika memungkinkan," kata Jeffrey, yang tiba di Ankara pada Selasa malam.

Pasukan
Turki dan Suriah kembali terlibat kontak senjata sejak Senin (10/2/2020). Seperti dikutip dari AFP, bentrokan tersebut terjadi di Idlib, Barat Laut Suriah.

Dalam perang ini, Turki didukung penuh oleh AS. Bahkan AS siap mengirimkan bantuan militer jika diperlukan, mengingat posisi Turki sebagai bagian dari NATO. Krisis di Suriah sudah terjadi sejak 2011 lalu.


Ada sebuah teori konspirasi yaitu rencana pembangunan pipa gas yang melewati 
Arab Saudi, Kuwait, dan Irak. "Presiden Suriah Bashar al-Assad, pada 2009, menolak proposal dari Qatar karena menjaga kepentingan sekutunya, Rusia," sebut Felix Imonti, pengamat energi, seperti dikutip dari ANSA.

 

[Gambas:Video CNBC]





(tas/tas) Next Article Balik Mesra, AS Bakal Cabut Semua Sanksi ke Turki

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular