
PT Timah Siapkan Pabrik Olahan 'Tanah Jarang'
Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 February 2020 20:22

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk. (TINS) menyebutkan akan memulai pembangunan pabrik monasit, salah satu mineral tanah jarang (rare earth), di akhir tahun ini. Pengolahan mineral tanah jarang ini sudah bertahun-tahun menjadi wacana perusahaan dan akhirnya mencapai tahap realisasi.
Direktur Utama Timah Riza Pahlevi Tabrani mengatakan pembangunan pabrik ini masih dalam tahapan desain yang diharapkan bisa rampung segera dan pembangunan bisa segera dilakukan.
"Ada, kita punya (partner). Makanya saya bilang hari ini belum berani bilang karena kita masih ada teknologi yang mau kita finalkan. Teknologi udah hampir final tinggal angka-angkanya belum," kata Riza di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Riza menyebutkan, dari pemisahan monasit ini akan diperoleh logam jenis lain yakni thorium yang bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Dalam hal pembangkit listrik ini, Timah menyebut telah berkomunikasi dengan ThorCon International Pte Ltd, perusahaan asal Rusia untuk membangun pembangkit listrik tenaga thorium.
"Sudah beberapa kalo komunikasi dengan Thorcon. Memang teknologinya tinggi. Jadi secara prinsip siapkan bahan baku energinya," katanya.
Pada tahun ini perusahaan menargetkan peningkatan produksi timah sebesar 5% dibanding dengan realisasi produksi tahun lalu di angka 58 ribu ton.
"Tapi tetap kita menunggu melihat kondisi harga. Harga kita nggak bisa kontrol, kontrolnya kita maintenance jumlah yang kita ekspor," kata Abdullah Umar, Corporate Secretary PT Timah.
Apa itu rare earth?
Sebagai dasar dari manufaktur listrik, rare earth adalah 17 elemen yang berfungsi sebagai komponen utama dalam berbagai perangkat mulai dari smartphone atau ponsel pintar dan kamera berteknologi tinggi hingga televisi layar datar dan komputer.
(hoi/hoi) Next Article Luhut, Prabowo & Mineral Berharga Bernama Rare Earth
Direktur Utama Timah Riza Pahlevi Tabrani mengatakan pembangunan pabrik ini masih dalam tahapan desain yang diharapkan bisa rampung segera dan pembangunan bisa segera dilakukan.
"Ada, kita punya (partner). Makanya saya bilang hari ini belum berani bilang karena kita masih ada teknologi yang mau kita finalkan. Teknologi udah hampir final tinggal angka-angkanya belum," kata Riza di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Riza menyebutkan, dari pemisahan monasit ini akan diperoleh logam jenis lain yakni thorium yang bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Dalam hal pembangkit listrik ini, Timah menyebut telah berkomunikasi dengan ThorCon International Pte Ltd, perusahaan asal Rusia untuk membangun pembangkit listrik tenaga thorium.
"Sudah beberapa kalo komunikasi dengan Thorcon. Memang teknologinya tinggi. Jadi secara prinsip siapkan bahan baku energinya," katanya.
Pada tahun ini perusahaan menargetkan peningkatan produksi timah sebesar 5% dibanding dengan realisasi produksi tahun lalu di angka 58 ribu ton.
"Tapi tetap kita menunggu melihat kondisi harga. Harga kita nggak bisa kontrol, kontrolnya kita maintenance jumlah yang kita ekspor," kata Abdullah Umar, Corporate Secretary PT Timah.
Apa itu rare earth?
Sebagai dasar dari manufaktur listrik, rare earth adalah 17 elemen yang berfungsi sebagai komponen utama dalam berbagai perangkat mulai dari smartphone atau ponsel pintar dan kamera berteknologi tinggi hingga televisi layar datar dan komputer.
(hoi/hoi) Next Article Luhut, Prabowo & Mineral Berharga Bernama Rare Earth
Most Popular