Korban Corona Lampaui SARS, China Seperti Kota Hantu

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
09 February 2020 20:57
Korban virus corona terus berjatuhan, kota-kota besar di China sepi aktivitas seperti kota hantu
Foto: Pesawat Evakuasi China (Huseyin Avci/Turkish Ministry of Health via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia- China tak seperti dulu lagi dalam beberapa pekan terakhir. Kota-kota yang biasa ramai dan padat, kini sepi aktivitas seperti kota-kota hantu akibat virus corona. 

Dampak virus Corona belum menyurut. Teranyar hingga Hingga Minggu sore (9/2/2020) waktu Indonesia, korban tewas yang dilaporkan sudah mencapai 813 orang di dunia, bertambah dari pagi tadi 806 orang. Dari jumlah itu, China menyumbang paling besar yakni sebanyak 811 orang, ditambah 1 Hong Kong dan 1 Filipina.

Jumlah tersebut menasbihkan peristiwa Corona saat ini lebih mematikan dibanding Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat pada 2002/2003. Dimana kala itu jumlah yang meninggal mencapai 774 korban.

Dikutip dari Reuters dampak kerugian terhadap kegiatan ekonomi sangat besar, pemerintah menambah waktu libur selama 10 hari di China. Padahal, awalnya direncanakan akan memulai kembali pada Akhir Januari lalu. Pabrik-pabrik pun berhenti operasi. 

[Gambas:Video CNBC]




Tidak ketinggalan, aktivitas sekolah pun demikian. Kebijkan ini masih akan diambil, termasuk saat senin (10/2/2020) besok. Alhasil, kota-kota besar di China yang biasanya ramai menjadi kota hantu selama dua minggu terakhir.

Perusahaan-perusahaan mengambil langkah sama, diantaranya perusahaan raksasa game Tencent Holdings Ltd yang mengatakan pada hari minggu ini pihaknya telah meminta staf untuk terus bekerja dari rumah hingga 21 Februari.



Kondisi ini memang mengkhawatirkan, Netizen di China juga menunjukkan keprihatinannya atas kasus ini. Bisa dilihat dari beragam postingan yang ada di situs media sosial sejenis Twitter namun asli buatan China, yakni Weibo. Termasuk atas tingginya kematian yang terkena, yakni 813 orang.

"Yang lebih membuat frustrasi adalah ini hanya data 'resmi'," kata seorang Netizen.

"Lebih dari 20.000 dokter dan perawat di seluruh negeri telah dikirim ke Hubei, tetapi mengapa jumlahnya masih meningkat?" tanya Netizen lainnya.

Sedikit menyebrang ke Taiwan, hingga kini ada 18 kasus yang ditemukan. Seperti dilaporkan oleh South China Morning Post (SCMP), teranyar ialah seorang anak laki-laki yang kini terjangkiti. Sebelumnya, orang tua anak tersebut sudah lebih dulu terkena di kasus yang sama.

Atas penemuan kasus itu, Taiwan mengambil langkah lebih serius dalam pencegahan. "Kami akan mengubah kebijakan pemeriksaan dengan memeriksa kerabat dekat orang yang terinfeksi bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala penyakit apa pun," kata Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung.

Sejumlah negara lain pun ikut mengencangkan ikat pinggang. Perancis mengambil langkah melarang warganya pergi ke China, kecuali sangat darurat. Kemudian Italia meminta anak-anak yang bepergian dari Tiongkok untuk menjauh dari sekolah selama dua minggu secara sukarela.

Kemudian Malaysia memperluas larangan pengunjung dari Cina. Dan Indonesia, sudah mengambil langkah untuk melarang seluruh penerbangan dari maupun ke China.


(gus) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular