Riset EIU: RI Lebih Siap Hadapi Corona, tapi Mari Berdoa

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
09 February 2020 10:30
Riset EIU: RI Lebih Siap Hadapi Corona, tapi Mari Berdoa
Foto: Pesawat Evakuasi China (Indonesian Foreign Ministry via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring dengan penyebaran virus corona yang kini tingkat kematiannya telah melebihi 800 orang, melampaui keganasan virus severe acute respiratory syndrome (SARS), Indonesia dinilai memiliki kesiapan menghadapi wabah tersebut.

Hal tersebut muncul dalam laporan 2019 Global Health Security (GHS) yang disusun oleh The Economist Intelligence Unit (EIU). Dalam laporan tersebut, Indonesia duduk di peringkat ke-30 dunia terkait dengan tingkat ketahanan kesehatan (health security) dengan skor 56,6.

GHS adalah indeks yang mengukur kesiapan 195 negara di dunia dalam menghadapi ancaman biologi baik yang bersifat alami maupun rekayasa, yang dikaitkan dengan ketahanan internasional, jejaring global, dan kesiapan pendanaan.

EIU menyusun riset ini bersama Nuclear Threat Initiative (NTI) dan Johns Hopkins Center for Health Security (JHU). Mereka memakai enam kategori dalam mengukur indeks: pencegahan, deteksi dan pelaporan, reaksi cepat, sistem kesehatan, kesesuaian dengan aturan internasional, dan risiko lingkungan.

Jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia tersebut merupakan yang terkuat keempat. Indonesia hanya kalah dari Singapura (peringkat ke-24 di dunia), Malaysia (peringkat 18), dan Thailand (6).

Posisi itu juga masih lebih baik dari rata-rata dunia di posisi 40,2 (dari skala skor 0-100). Dalam kesimpulan riset tersebut, Indonesia masuk dalam kategori negara yang 'lebih siap' menghadapi risiko penyebaran wabah virus berbahaya di tingkat global, atau berada di rata-rata di kawasan.

Thailand menjadi satu-satunya yang terkategori 'paling siap' sedangkan Brunei Darussalam dan Timor Leste menjadi dua yang terburuk dengan kategori 'kurang siap'. Namun dari 6 kategori, Indonesia dinilai unggul dalam dua hal: deteksi dan kesesuaian standard penanganan dengan aturan global.

Namun bolehkah kita bernafas lega? Tahan dulu..


[Gambas:Video CNBC]



Meski laporan indeks GHI tersebut menunjukkan Indonesia terhitung lebih siap menghadapi ancaman penyebaran virus, bukan berarti tak ada risiko.

Studi EIU tersebut justru menunjukkan bahwa seluruh negara di dunia tidak memiliki sistem sempurna dalam mencegah wabah biologis seperti virus Wuhan saat ini.

“Analisis indeks GHS menunjukkan tak ada negara yang benar-benar siap menghadapi epidemik atau pandemik. Secara gabungan, kesiapan internasional kita lemah. Banyak negara tidak mempunyai bukti kapasitas dan kapabilitas ketahanan kesehatan yang diperlukan untuk mencegah, mendeteksi, dan merespon wabah penyakit infeksi berbahaya,” tulis laporan yang dipublikasikan pada Jumat (7/2/2020) itu.

Kesimpulan riset yang disusun pada Oktober 2019, atau sebulan sebelum virus Corona Wuhan teridentifikasi itu, sejalan dengan fakta saat ini.

Tak ada negara yang kebal terhadap ancaman biologis ini, terutama ketika virus bisa tercipta bukan oleh faktor alam melainkan juga rekayasa manusia.

Buktinya, pandemik virus global terburuk di abad 21 justru muncul di Amerika Serikat (AS), yakni virus H1N1 (flu babi) pada 2009 yang merenggut sekitar 12.000 jiwa setelah menginfeksi 61 juta orang. Kini, virus terbaru yakni virus kelelawar justru muncul di negara dengan perekonomian terbesar kedua, yakni China.


Lalu bicara kesiapan menghadapi wabah, saat ini Singapura yang memiliki skor lebih baik dari Indonesia telah mengumumkan status oranye, lebih tinggi dari status lampu kuning, terkait virus corona.

Kepanikan melanda hingga masyarakat memborong barang kebutuhan pokok, dan perkantoran mengumumkan larangan berjabat tangan untuk mencegah penyebaran virus.

Oleh karena itu, mungkin pernyataan Terawan Agus Putranto ada benarnya, meski kurang tepat (politically incorrect) diucapkan oleh seorang menteri kesehatan yang berada di garis depan operasi perang berkode 2019-NcoV ini: mari kita banyak berdoa.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular