Ada Corona, RI Tetap Impor HP Hingga Bawang Putih dari China
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
06 February 2020 19:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan sudah melakukan strategi agar harga bawang putih bisa stabil kembali. Salah satunya adalah, meminta Kementerian Pertanian untuk mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih 2020. Keran impor bawang putih dari China juga masih terbuka.
"Segera akan dipasok. Kementan kan juga sudah ada yang panen. Terus baru saja tadi kami rapat dengan Kementan, segera Kementan akan mengeluarkan RPIH," ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Suhanto, di Kompleks Senayan, Kamis (6/2/2020).
Kata Suhanto, kebutuhan bawang putih secara nasional selama sebulan, dibutuhkan sekitar 47.000 per ton. Apabila Kementan bisa segera mengeluarkan RPIH, Suhanto memastikan harga bawang putih bisa kembali normal pada kisaran Rp 30.000-Rp 35.000 per kilogram. Karena saat ini harga bawang putih melambung pada kisaran Rp 60.000 per kilogram.
"Harus [stabil harga bawang putih]. Harus bisa kembali normal pada kisaran Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per kilogram," ujar Suhanto.
Untuk diketahui, Kementerian Pertanian hingga kini belum mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih 2020 dari China kepada para importir. Langkah ini bersamaan dengan fenomena wabah virus corona di China.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, mengklarifikasi merebaknya virus corona tidak menghentikan kebijakan impor bawang putih dari China. Pemerintah masih membuka peluang tersebut, karena bawang putih dinilai tidak bisa membawa virus corona.
"Berkaitan dengan impor di Tiongkok masih tetap berjalan seperti biasa terbuka, handphone atau bawang putih dan buah-buahan lainnya ini tidak dilarang," kata Agus.
Menurut data Kementan stok bawang putih tinggal 42.813 ton. Padahal kebutuhan bawang putih di seluruh Indonesia mencapai 47.758 ton per bulannya. Lalu, sampai Maret 2020 mendatang stok bawang putih bakal semakin menipis hingga hanya tersisa sekitar 9.195 ton saja.
Belum terbitnya RIPH membuat importir khawatir. Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayur Segar (Aseibssindo), Hendra Jowono, menilai stok buah dan sayuran yang kian menipis bisa berdampak pada kenaikan harga.
"Saat ini paling penting menerbitkan rekomendasi impor secepat mungkin, supaya mengendalikan harga di pasaran. Jangan menjadi inflasi tinggi di bulan-bulan nanti," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (5/2/2020).
Jika nantinya rekomendasi sudah keluar, proses impor tidak bisa langsung terjadi. Perlu waktu lagi untuk penentuan kuota impor dari pengusaha yang ikut terlibat.
Kekhawatiran importir didasari dari mulai naiknya harga bawang putih di pasaran. Salah satunya kenaikan harga yang mulai terasa saat ini adalah bawang putih. Menurut Hendra, naiknya harga bawang putih karena stok yang sudah menipis, pun yang saat ini ada di pasaran merupakan stok dari Desember 2019 lalu.
"Sekarang di pasaran sudah naik ke 60 ribu/Kg dari 45 ribu/Kg. Idealnya 40 ribu/Kg," kata Hendra.
Jika kondisi ini dibiarkan, maka salah satu pihak yang akan kesulitan adalah pengusaha bidang makanan. Mahalnya bahan baku mau tidak mau membuat harga jual kepada konsumen semakin tinggi.
(wed/wed) Next Article Oke Nurwan: Impor Bawang dari China Tetap Lanjut
"Segera akan dipasok. Kementan kan juga sudah ada yang panen. Terus baru saja tadi kami rapat dengan Kementan, segera Kementan akan mengeluarkan RPIH," ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Suhanto, di Kompleks Senayan, Kamis (6/2/2020).
Kata Suhanto, kebutuhan bawang putih secara nasional selama sebulan, dibutuhkan sekitar 47.000 per ton. Apabila Kementan bisa segera mengeluarkan RPIH, Suhanto memastikan harga bawang putih bisa kembali normal pada kisaran Rp 30.000-Rp 35.000 per kilogram. Karena saat ini harga bawang putih melambung pada kisaran Rp 60.000 per kilogram.
Untuk diketahui, Kementerian Pertanian hingga kini belum mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih 2020 dari China kepada para importir. Langkah ini bersamaan dengan fenomena wabah virus corona di China.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, mengklarifikasi merebaknya virus corona tidak menghentikan kebijakan impor bawang putih dari China. Pemerintah masih membuka peluang tersebut, karena bawang putih dinilai tidak bisa membawa virus corona.
"Berkaitan dengan impor di Tiongkok masih tetap berjalan seperti biasa terbuka, handphone atau bawang putih dan buah-buahan lainnya ini tidak dilarang," kata Agus.
Menurut data Kementan stok bawang putih tinggal 42.813 ton. Padahal kebutuhan bawang putih di seluruh Indonesia mencapai 47.758 ton per bulannya. Lalu, sampai Maret 2020 mendatang stok bawang putih bakal semakin menipis hingga hanya tersisa sekitar 9.195 ton saja.
Belum terbitnya RIPH membuat importir khawatir. Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayur Segar (Aseibssindo), Hendra Jowono, menilai stok buah dan sayuran yang kian menipis bisa berdampak pada kenaikan harga.
"Saat ini paling penting menerbitkan rekomendasi impor secepat mungkin, supaya mengendalikan harga di pasaran. Jangan menjadi inflasi tinggi di bulan-bulan nanti," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (5/2/2020).
Jika nantinya rekomendasi sudah keluar, proses impor tidak bisa langsung terjadi. Perlu waktu lagi untuk penentuan kuota impor dari pengusaha yang ikut terlibat.
Kekhawatiran importir didasari dari mulai naiknya harga bawang putih di pasaran. Salah satunya kenaikan harga yang mulai terasa saat ini adalah bawang putih. Menurut Hendra, naiknya harga bawang putih karena stok yang sudah menipis, pun yang saat ini ada di pasaran merupakan stok dari Desember 2019 lalu.
"Sekarang di pasaran sudah naik ke 60 ribu/Kg dari 45 ribu/Kg. Idealnya 40 ribu/Kg," kata Hendra.
Jika kondisi ini dibiarkan, maka salah satu pihak yang akan kesulitan adalah pengusaha bidang makanan. Mahalnya bahan baku mau tidak mau membuat harga jual kepada konsumen semakin tinggi.
(wed/wed) Next Article Oke Nurwan: Impor Bawang dari China Tetap Lanjut
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular