
Aduh! Udah Ekonominya Loyo, Sektor Pertaniannya Lesu Pula
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 February 2020 11:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi RI 2019 bisa dibilang mengecewakan karena jauh api dari panggang. Sektor pertanian yang kontribusinya terhadap PDB besar pun lesu dan tak bergairah.
Berdasarkan APBN 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan di angka 5,3%. Namun realitanya, RI hanya mampu tumbuh 5,02% (yoy). Pertumbuhan ekonomi sejak kuartal pertama hingga akhir tahun terus menurun.
Pada kuartal pertama tahun lalu, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,07% (yoy). Pada kuartal kedua, ekonomi tumbuh melambat ke 5,05% (yoy). Perlambatan juga terjadi di kuartal ketiga, ekonomi hanya tumbuh 5,02% (yoy).
Mirisnya lagi, bahkan ekonomi RI di kuartal ke IV-2019 tumbuh di bawah angka 5%. Pada kuartal terakhir tahun lalu, ekonomi RI tumbuh 4,97% (yoy) dan menjadi yang terendah sejak tahun 2016.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) secara struktural sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian RI adalah sektor industri (19,63%), perdagangan (12,95%), konstruksi (11,26%) dan pertanian (11,19%).
Sektor pertanian sendiri merupakan lapangan usaha yang tergolong ke dalam sektor primer karena kontribusinya terhadap serapan tenaga kerja besar. Sebagai informasi, menurut data BPS, pada Agustus 2019, jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian mencapai 34,58 juta orang atau 27% dari total tenaga kerja.
Namun yang miris adalah dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir sektor pertanian tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi tanah air.
Pada 2018 ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,17% (yoy). Namun sektor pertanian hanya mampu tumbuh 3,89% (yoy). Tahun lalu, kala pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 5,02% (yoy), sektor pertanian tumbuh melambat di angka 3,64% (yoy).
Artinya, kala pertumbuhan PDB turun 0,15 persen poin, pertumbuhan sektor pertanian turun lebih dalam 0,25 persen poin.
Dilihat lebih jauh lagi, ternyata pertumbuhan sektor pertanian RI di bawah pertumbuhan ekonomi tanah air ini sudah terjadi sejak kuartal dua tahun 2017.
Pada kuartal dua tahun lalu, pertumbuhan PDB sektor pertanian sempat melampaui pertumbuhan ekonomi tanah air. Namun setelah itu sektor pertanian kembali tumbuh minimalis.
Kala sektor yang kontribusinya besar terhadap perekonomian tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi tentu hal ini tidaklah ideal.
Berdasarkan APBN 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan di angka 5,3%. Namun realitanya, RI hanya mampu tumbuh 5,02% (yoy). Pertumbuhan ekonomi sejak kuartal pertama hingga akhir tahun terus menurun.
Pada kuartal pertama tahun lalu, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,07% (yoy). Pada kuartal kedua, ekonomi tumbuh melambat ke 5,05% (yoy). Perlambatan juga terjadi di kuartal ketiga, ekonomi hanya tumbuh 5,02% (yoy).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) secara struktural sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian RI adalah sektor industri (19,63%), perdagangan (12,95%), konstruksi (11,26%) dan pertanian (11,19%).
Sektor pertanian sendiri merupakan lapangan usaha yang tergolong ke dalam sektor primer karena kontribusinya terhadap serapan tenaga kerja besar. Sebagai informasi, menurut data BPS, pada Agustus 2019, jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian mencapai 34,58 juta orang atau 27% dari total tenaga kerja.
Namun yang miris adalah dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir sektor pertanian tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi tanah air.
Pada 2018 ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,17% (yoy). Namun sektor pertanian hanya mampu tumbuh 3,89% (yoy). Tahun lalu, kala pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 5,02% (yoy), sektor pertanian tumbuh melambat di angka 3,64% (yoy).
Artinya, kala pertumbuhan PDB turun 0,15 persen poin, pertumbuhan sektor pertanian turun lebih dalam 0,25 persen poin.
Dilihat lebih jauh lagi, ternyata pertumbuhan sektor pertanian RI di bawah pertumbuhan ekonomi tanah air ini sudah terjadi sejak kuartal dua tahun 2017.
Pada kuartal dua tahun lalu, pertumbuhan PDB sektor pertanian sempat melampaui pertumbuhan ekonomi tanah air. Namun setelah itu sektor pertanian kembali tumbuh minimalis.
Kala sektor yang kontribusinya besar terhadap perekonomian tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi tentu hal ini tidaklah ideal.
Pages
Most Popular