
BPH Bangun Transmisi Pipa Cirebon-Semarang, Ini Keuntungannya
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
06 February 2020 11:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebut ada banyak keuntungan yang bisa didapat dari pembangunan proyek pipa ruas transmisi Cirebon-Semarang senilai US$ 169 juta atau setara dengan Rp 2,3 triliun.
Kepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa mengatakan salah satunya adalah jika proyek ini rampung, maka akan melahirkan banyak kawasan industri di sekitar Cirebon dan Semarang.
"Kalau ini dibangun pipa ini sudah terhubung semua. Maka akan ada kawasan industri yang menggunakan gas, tak perlu BBM lagi. Apalagi harga gas dipatok mesti lebih murah," ujarnya saat Konferensi pers Ground Breaking Proyek Pembangunan Pipa Transmisi Gas Ruas Cirebon - Semarang, di kantor BPH Migas, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Adanya kawasan industri tersebut tentunya akan mendorong denyut perekonomian di kawasan tersebut. Sebut saja pabrik keramik, baja hingga kaca yang otomatis akan menyerap banyak tenaga kerja.
"Dan ini bisa menyerap pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Selanjutnya, jaringan gas Rumah Tangga (RT) juga akan diuntungkan. Masyarakat yang tinggal di sepanjang proyek ini bisa menikmati gas tak dari LPG.
Menurutnya, LPG tak efisien mengingat konsumsinya menggunakan subsidi yang memakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai Rp 70 triliun.
"LPG 60 persen (gasnya) impor. Padahal gas kita berlimpah. Jadi ini sangat membantu masyarakat kawasan pipa. Bisa menggunakan jargas," ujarnya lagi.
Pembangunan proyek ini, lanjutnya, bakal menghubungkan jaringan gas yang sudah ada saat ini. Sebut saja jaringan pipa South Sumatra West Java (SSWJ), Palembang masuk ke Lampung.
"Kemudian ke Jawa Barat, Tengah dan Timur," imbuhnya.
Selanjutnya, dia juga mengatakan akan membangun jaringan has dari Dumai ke Sei Mangkei. Namun saat ini menurutnya belum ada lelang untuk proyek ini.
"Kalau ini tersambung berati dari Aceh-Belawan-Sei Mangkei-Dumai-SSWJ sampai ke jatim. Kalau sudah nyambung. Gas mau di ekspor, stop tahun 2023, gas bisa disalurkan ke bawah ke bagian Sumsel, Lampung, Jabar dan Jatim," tutupnya.
Sebagai informasi, Groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek yang panjangnya 255 kilometer ini akan dilakukan pada Jumat (7/2/2020).
Proyek ini sesuai dengan rencana induk di mana pada tahun 2006 BPH Migas telah melakukan lelang ruas transmisi, di mana PT Rekaya Industri atau Rekind ditetapkan sebagai pemenang lelang. Targetnya proyek ini akan selesai dalam waktu 24 bulan.
Adapun kapasitas desain proyek ini adalah 350 sampai 500 MMSCFD. Di mana nilai toll fee yang akan berlaku adalah 0,36 US$ per MMBTU. Tarif toll fee ini sudah berdasarkan hasil lelang sehingga lebih efisien karena mendekati nilai toll fee tertimbang nasional yang sebesar 0,353 US$ per MSCF.
(dob/dob) Next Article Lama Mandek, BPH Migas: Rekind Mundur dari Proyek Pipa Cisem!
Kepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa mengatakan salah satunya adalah jika proyek ini rampung, maka akan melahirkan banyak kawasan industri di sekitar Cirebon dan Semarang.
"Kalau ini dibangun pipa ini sudah terhubung semua. Maka akan ada kawasan industri yang menggunakan gas, tak perlu BBM lagi. Apalagi harga gas dipatok mesti lebih murah," ujarnya saat Konferensi pers Ground Breaking Proyek Pembangunan Pipa Transmisi Gas Ruas Cirebon - Semarang, di kantor BPH Migas, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
"Dan ini bisa menyerap pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Selanjutnya, jaringan gas Rumah Tangga (RT) juga akan diuntungkan. Masyarakat yang tinggal di sepanjang proyek ini bisa menikmati gas tak dari LPG.
![]() |
Menurutnya, LPG tak efisien mengingat konsumsinya menggunakan subsidi yang memakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai Rp 70 triliun.
"LPG 60 persen (gasnya) impor. Padahal gas kita berlimpah. Jadi ini sangat membantu masyarakat kawasan pipa. Bisa menggunakan jargas," ujarnya lagi.
Pembangunan proyek ini, lanjutnya, bakal menghubungkan jaringan gas yang sudah ada saat ini. Sebut saja jaringan pipa South Sumatra West Java (SSWJ), Palembang masuk ke Lampung.
"Kemudian ke Jawa Barat, Tengah dan Timur," imbuhnya.
Selanjutnya, dia juga mengatakan akan membangun jaringan has dari Dumai ke Sei Mangkei. Namun saat ini menurutnya belum ada lelang untuk proyek ini.
"Kalau ini tersambung berati dari Aceh-Belawan-Sei Mangkei-Dumai-SSWJ sampai ke jatim. Kalau sudah nyambung. Gas mau di ekspor, stop tahun 2023, gas bisa disalurkan ke bawah ke bagian Sumsel, Lampung, Jabar dan Jatim," tutupnya.
Sebagai informasi, Groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek yang panjangnya 255 kilometer ini akan dilakukan pada Jumat (7/2/2020).
Proyek ini sesuai dengan rencana induk di mana pada tahun 2006 BPH Migas telah melakukan lelang ruas transmisi, di mana PT Rekaya Industri atau Rekind ditetapkan sebagai pemenang lelang. Targetnya proyek ini akan selesai dalam waktu 24 bulan.
Adapun kapasitas desain proyek ini adalah 350 sampai 500 MMSCFD. Di mana nilai toll fee yang akan berlaku adalah 0,36 US$ per MMBTU. Tarif toll fee ini sudah berdasarkan hasil lelang sehingga lebih efisien karena mendekati nilai toll fee tertimbang nasional yang sebesar 0,353 US$ per MSCF.
(dob/dob) Next Article Lama Mandek, BPH Migas: Rekind Mundur dari Proyek Pipa Cisem!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular