Masih Misterius, Penyebab Kematian Ribuan Babi di Bali
Feri Sandi, CNBC Indonesia
06 February 2020 10:46
Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga kini penyebab kematian ribuan Babi di Bali belum diketahui secara pasti. Belum bisa dipastikan apakah kematian ribuan babi tersebut akibat AFS (African Swine Fever) atau flu babi Afrika.
"Kami juga belum memastikan apakah ini ASF atau bukan ASF, jadi kami menunggu hasil keputusan dari kementerian terkait untuk umumkan ASF atau bukan," kata Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali, I Ketut Hari Suyasa, kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/2/2020).
Selama ini yang santer terdengar, penyebab kematian ribuan babi di Bali ini diduga karena ASF. Meski demikian, kajian masih dilakukan oleh Balai Veteriner di Medan.
Kasus kematian babi di Bali mirip dengan yang terjadi di Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Kala itu, Kementerian Pertanian (Kementan) telah resmi melaporkan wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) sebagai penyebab. Dampak virus ini, setidaknya ada 27 ribu ekor babi yang mati.
"Seandainya ASF maka akan menyebar dan tidak terkontrol. Kematian akan tinggi. Apalagi tipikal wilayah Bali hampir sama dengan Medan. Orang beternak itu tidak standar, tradisional sekali. Jadi sangat terbuka, semua (seperti) ayam bisa masuk ke kandang (babi)," papar Hari.
Pola yang sama antara kedua wilayah bisa jadi penyebabnya pun sama. Namun di Bali, jumlah kematian lebih sedikit. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali melaporkan ada 1.191 ekor babi yang mati sejak akhir Desember 2019.
Saat ini, penyebab kematian ribuan babi tersebut masih dicari. Nantinya, Kementerian Pertanian yang akan mengumumkan hasil uji laboratorium ihwal virus tersebut.
(wed/wed) Next Article Virus Misterius Diduga Picu Kematian Seribuan Babi di Bali
"Kami juga belum memastikan apakah ini ASF atau bukan ASF, jadi kami menunggu hasil keputusan dari kementerian terkait untuk umumkan ASF atau bukan," kata Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali, I Ketut Hari Suyasa, kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/2/2020).
Selama ini yang santer terdengar, penyebab kematian ribuan babi di Bali ini diduga karena ASF. Meski demikian, kajian masih dilakukan oleh Balai Veteriner di Medan.
"Seandainya ASF maka akan menyebar dan tidak terkontrol. Kematian akan tinggi. Apalagi tipikal wilayah Bali hampir sama dengan Medan. Orang beternak itu tidak standar, tradisional sekali. Jadi sangat terbuka, semua (seperti) ayam bisa masuk ke kandang (babi)," papar Hari.
Pola yang sama antara kedua wilayah bisa jadi penyebabnya pun sama. Namun di Bali, jumlah kematian lebih sedikit. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali melaporkan ada 1.191 ekor babi yang mati sejak akhir Desember 2019.
Saat ini, penyebab kematian ribuan babi tersebut masih dicari. Nantinya, Kementerian Pertanian yang akan mengumumkan hasil uji laboratorium ihwal virus tersebut.
(wed/wed) Next Article Virus Misterius Diduga Picu Kematian Seribuan Babi di Bali
Most Popular