Sah, Indonesia Jadi Korban Perang Dagang! Ini Buktinya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 February 2020 06:30
Perang Dagang AS-China Merusak Dunia
Foto: Perakitan Mobil Esemka di Boyolali (Biro Pers Sekretariat Presiden)
So, apa yang membuat performa industri manufaktur tahun lalu kurang oke?

Perlambatan industri manufaktur bukan fenomena unik yang terjadi di Indonesia saja. Kelesuan industri manufaktur adalah sebuah tren global.

Ambil contoh di ASEAN. Seperti halnya Indonesia, PMI manufaktur ASEAN juga cukup lama terjebak di zona kontraksi. Sejak Juni 2019 hingga Januari 2020, PMI manufaktur ASEAN masih saja di bawah 50.



Pangkal masalah ini adalah perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China yang berlangsung selama nyaris dua tahun. Dua negara tersebut saling hambat di bidang perdagangan dengan berlomba-lomba mengenakan bea masuk. Total AS mengenakan bea masuk terhadap importasi produk China senilai US$ 360 miliar dan China membalas dengan membebankan bea masuk kepada produk made in the USA senilai lebih dari US$ 110 miliar.

Walau yang 'bertempur' adalah AS dan China, tetapi dunia merasakan getahnya. Globalisasi membuat perekonomian dunia saling terhubung, apa yang terjadi di suatu negara bakal mempengaruhi yang lainnya.

Saat produk China sulit masuk ke AS gara-gara tingginya bea masuk, demikian pula sebaliknya produk AS sulit menembus pasar China, maka dunia usaha kedua negara akan mengurangi produksi.

Ketika produktivitas di AS dan China menurun, otomatis permintaan bahan baku dan barang modal dari negara-negara lain ikut seret. Padahal AS dan China adalah kekuatan ekonomi terbesar di dunia, pasar terbesar di kolong langit. Semua negara menjual barang kepada mereka.



Penurunan permintaan dirasakan oleh dunia usaha di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Saat permintaan turun, output industri juga tentu ikut turun sehingga tidak heran pertumbuhan sektor manufaktur melambat.

Rantai pasok global rusak gara-gara perang dagang AS-China. Seluruh dunia menjadi korbannya, tidak terkecuali Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular