Cadangan Minyak Sisa 9 Tahun, Ini Harapan Pertamina EP

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 February 2020 14:36
Pertamina EP mengaku kondisinya saat ini tengah sulit, tak ada eksplorasi dan sisa cadangan minyak hanya 9,7 tahun
Foto: Rdp komisi 7 dpr ri dan pertamina (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia- Salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni Pertamina EP buka-bukaan soal kondisi bisnisnya di hadapan Komisi VII DPR RI siang ini.

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf memaparkan, kondisi Pertamina EP dari sisi produksi terus menurun sejak 2012. Di 2015, kondisi semakin menantang karena banyak mitra yang mundur dan menutup lapangan karena kesulitan finansial.

Ini kemudian berdampak pada penurunan pengeboran di tahun berikutnya yakni 2015-2016 karena pengaruh harga minyak yang rendah.

Saat ini, Pertamina EP salah satu anak usaha Pertamina yang besar di sektor hulu. "Rata-rata produksi kami 82.210 barel sehari, gas 965 juta kubik di 2019," ujar Nanang, Selasa (04/2/2020).

[Gambas:Video CNBC]


Tapi kondisi cadangan Pertamina EP perlu diperhatikan, "Untuk minyak tinggal 9,7 tahun dan reserve gas 7,8 tahun. Artinya kalau kita tidak temukan lagi cadangan baru lewat eksplorasi, umur kita tinggal 9,7 tahun untuk minyak," jelas Nanang.

Oleh sebab itu, Nanang menginginkan adanya diskusi yang insentif dengan pemangku kepentingan agar kegiatan eksplorasi untuk temukan cadangan baru bisa dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan.

Pertamina EP sendiri didirikan usai Undang-Undang Migas disahkan pada 2001. Sejak berdiri sampai saat ini, puncak produksi perusahaan terjadi di 2010 dengan 130 ribu barel sehari. Setelah itu penurunan terus menajam.

"Rata-rata decline rate di atas 26% ada 34%. Sementara di 2014, ada 37%. Penurunan juga terjadi karena harga minyak jatuh, dari yang sebelumnya US$ 100 dolar per barel sempat ke US$ 30, jadi turun tajam," katanya.

Jumat pekan lalu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat memanggil Pertamina dan Komisaris Utamanya yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Salah satu agenda yang dibahas adalah soal keinginan Indonesia untuk kembali lagi ke kejayaan minyak dan mengejar target 1 juta barel minyak sehari.


(gus/gus) Next Article Produksi Pertamina EP Meningkat Berkat 4 Sumur Pengembangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular