
Internasional
64 Tentara AS Trauma Otak karena Bom Iran
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
31 January 2020 14:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan rudalĀ Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Ayn al-Asad pada 8 Januari lalu ternyata menimbulkan cedera berat pada tentara AS.
Dari laporan Pentagon, jumlah tentara yang mengalami trauma pada otak makin bertambah menjadi 64 orang, per Kamis (30/1/2020).
"Diagnosanya sejauh ini .. trauma mendalam pada otak," kata Jenderal mark Miley sebagaimaa ditulis Stars and Stripes. "Otak adalah bagian paling rawan. Luka meski tak terlihat bisa jadi serius."
Hal ini berbeda dengan komentar Presiden AS, Donald trump. Sebelumnya presiden kontroversial ini mengatakan tentara hanya mengalami sakit kepala dan tak ada cedera yang serius.
"Saya dengar mereka menderita sakit kepala dan beberapa hal lain. (Tapi) saya bisa kabarkan kalau itu bukan hal serius," ujar Trump.
Pernyataan Trump ini tentu dikecam banyak kelompok di AS. Meski demikian, Menteri Pertahanan AS Mark Esper membela Trrump.
"Saya memiliki kesempatan untuk berbicara dengan presiden, dia sangat peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan semua anggota kami, terutama mereka yang terlibat dalam operasi di Irak, dan dia memahami sifat dari cedera ini," kata Esper dikutip Reuters di hari yang sama.
Menurut data Pentagon, sejak tahun 2000 sekitar 408.000 anggota layanan telah didiagnosis dengan cedera otak traumatis karena bertugas di daerah konflik.
Konflik antara AS dan Iran sempat memanas awal Januari lalu. Serangan AS yang membunuh Jenderal Iran 3 Januari lalu membuat negara syiah itu berang dan membalas AS dengan rudal katyusha.
(sef/sef) Next Article Antisipasi Perang, Iran Pamerkan Rudal Canggih Raad 500
Dari laporan Pentagon, jumlah tentara yang mengalami trauma pada otak makin bertambah menjadi 64 orang, per Kamis (30/1/2020).
"Diagnosanya sejauh ini .. trauma mendalam pada otak," kata Jenderal mark Miley sebagaimaa ditulis Stars and Stripes. "Otak adalah bagian paling rawan. Luka meski tak terlihat bisa jadi serius."
Hal ini berbeda dengan komentar Presiden AS, Donald trump. Sebelumnya presiden kontroversial ini mengatakan tentara hanya mengalami sakit kepala dan tak ada cedera yang serius.
"Saya dengar mereka menderita sakit kepala dan beberapa hal lain. (Tapi) saya bisa kabarkan kalau itu bukan hal serius," ujar Trump.
Pernyataan Trump ini tentu dikecam banyak kelompok di AS. Meski demikian, Menteri Pertahanan AS Mark Esper membela Trrump.
"Saya memiliki kesempatan untuk berbicara dengan presiden, dia sangat peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan semua anggota kami, terutama mereka yang terlibat dalam operasi di Irak, dan dia memahami sifat dari cedera ini," kata Esper dikutip Reuters di hari yang sama.
Menurut data Pentagon, sejak tahun 2000 sekitar 408.000 anggota layanan telah didiagnosis dengan cedera otak traumatis karena bertugas di daerah konflik.
Konflik antara AS dan Iran sempat memanas awal Januari lalu. Serangan AS yang membunuh Jenderal Iran 3 Januari lalu membuat negara syiah itu berang dan membalas AS dengan rudal katyusha.
(sef/sef) Next Article Antisipasi Perang, Iran Pamerkan Rudal Canggih Raad 500
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular