
PKS Sindir Lagi Kunker Prabowo ke Luar Negeri, Ada Apa?
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
30 January 2020 17:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Kunjungan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo ke Rusia, Selasa (28/1/2020) waktu setempat, berbuntut panjang.
Partai Keadilan Sejahtera, pendukung Prabowo dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024, menyindir kunjungan itu. Sindiran disampaikan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan, Rabu (29/1/2020) malam.
"Pemimpin memang perlu punya karakter. Berani ambil keputusan. Monggo Pak Prabowo mau ke mana saja," kata Mardani.
Kendati demikian, Ia mengingatkan masyarakat menunggu hasil dari kunjungan dan kerja sama yang dihasilkan.
"Masyarakat berhak tahu apa hasil dari kunjungan. Memberikan manfaat bagi pertahanan dan kepentingan Indonesia. Baik yang tangibel (nampak) dan intantible (tak nampak)," ujar Mardani.
Terpisah, juru bicara menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengucapkan terima kasih atas perhatian yang luar biasa dari PKS atas kerja-kerja menhan. Menurut Dahnil, Prabowo berupaya memastikan pertahanan Indonesia kuat dan berwibawa.
Ia pun memastikan Prabowo pasti akan melaporkan seluruh upaya diplomasi pertahanan kepada Presiden dan DPR RI, terutama yang berada di Komisi I DPR RI.
"Politisi PKS yang di Komisi I DPR RI bisa memaksimalkan dan menggali banyak hal melalui forum itu dan dipastikan Pak Prabowo menyampaikan semuanya," katanya, Rabu (29/1/2020) malam seperti dikutip detik.com, Kamis (30/1/2020).
Seperti diketahui, Prabowo bertemu dengan Menteri Pertahanan Sergey Shoygu di kantor Kementerian Pertahanan Rusia, Moskow, Selasa (28/1/2020) waktu setempat. Pertemuan itu tidak hanya membicarakan hubungan bilateral kedua negara, melainkan juga rencana Prabowo membeli belasan jet tempur Sukhoi Su-35 senilai 1,14 miliar dolar AS (Rp 15,57 triliun)
"Ya tadi disinggung juga (soal pembelian Sukhoi), itu tinggal tunggu proses saja," kata Duta Besar RI untuk Rusia Wahid Supriyadi seperti dilaporkan cnnindonesia.com, Rabu (29/1/2020).
Kendati demikian, Ia enggan menjelaskan secara detail kapan kesepakatan pembelian Sukhoi itu akan disepakati kedua negara. Pun waktu pengirimannya ke Tanah Air.
"Iya (pembicaraan seputar kontrak pembelian Sukhoi) masih on. Ya segera setelah persyaratan terpenuhi (kontrak pembelian akan disepakati)," ujar Wahid.
Rencana Indonesia membeli 11 Su-35 ini sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir. Sejumlah pihak menuturkan jet-jet tersebut akan tiba di Indonesia pada 2019. Namun, hingga kini belum ada kepastian dari Pemerintah Indonesia apakah pembelian belasan pesawat itu dilanjutkan.
Rusia tak menampik salah satu hambatan pembelian Sukhoi ini adalah bayang-bayang sanksi Amerika Serikat. Meski begitu, Prabowo menegaskan Indonesia adalah negara berdaulat sehingga keputusan apa pun tidak bisa bisa diintervensi apalagi diancam negara lain.
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya itu pada akhir November lalu menuturkan akan mengkaji ulang rencana pembelian Sukhoi tersebut terutama dari sisi efisiensi anggaran dan keuntungan yang diperoleh Indonesia.
Apabila diakumulasi, Rusia menjadi negara kedelapan yang dikunjungi Prabowo. Sebelumnya, mantan calon presiden 2019-2024 itu telah mengunjungi Malaysia, Thailand, Turki, China, Jepang, Filipina, dan Prancis.
Prabowo mengatakan kunjungan ke luar negeri bertujuan menjajaki kemungkinan yang terkait dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Ya memang kita butuh untuk keliling, untuk menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada," kata Prabowo di gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2020).
Beberapa hari berselang, Presiden Joko Widodo membela kunjungan Prabowo ke berbagai negara. Pembelaan itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan Tahun 2020 di Aula Bhinneka Tunggal Ika Kemhan, Jakarta, Kamis (23/1/2020). Sebelumnya, PKS juga menyampaikan sindiran serupa kepada Prabowo.
"Jadi kalau ada yang mempertanyakan, Pak Menhan pergi ke sebuah negara, itu adalah dalam rangka diplomasi pertahanan, bukan sekadar lain-lain," ujar Jokowi.
(miq/gus) Next Article Ribut PKS-Gerindra Gegara Prabowo Dituding Lembek Soal Natuna
"Pemimpin memang perlu punya karakter. Berani ambil keputusan. Monggo Pak Prabowo mau ke mana saja," kata Mardani.
Kendati demikian, Ia mengingatkan masyarakat menunggu hasil dari kunjungan dan kerja sama yang dihasilkan.
"Masyarakat berhak tahu apa hasil dari kunjungan. Memberikan manfaat bagi pertahanan dan kepentingan Indonesia. Baik yang tangibel (nampak) dan intantible (tak nampak)," ujar Mardani.
Ia pun memastikan Prabowo pasti akan melaporkan seluruh upaya diplomasi pertahanan kepada Presiden dan DPR RI, terutama yang berada di Komisi I DPR RI.
"Politisi PKS yang di Komisi I DPR RI bisa memaksimalkan dan menggali banyak hal melalui forum itu dan dipastikan Pak Prabowo menyampaikan semuanya," katanya, Rabu (29/1/2020) malam seperti dikutip detik.com, Kamis (30/1/2020).
Seperti diketahui, Prabowo bertemu dengan Menteri Pertahanan Sergey Shoygu di kantor Kementerian Pertahanan Rusia, Moskow, Selasa (28/1/2020) waktu setempat. Pertemuan itu tidak hanya membicarakan hubungan bilateral kedua negara, melainkan juga rencana Prabowo membeli belasan jet tempur Sukhoi Su-35 senilai 1,14 miliar dolar AS (Rp 15,57 triliun)
"Ya tadi disinggung juga (soal pembelian Sukhoi), itu tinggal tunggu proses saja," kata Duta Besar RI untuk Rusia Wahid Supriyadi seperti dilaporkan cnnindonesia.com, Rabu (29/1/2020).
Kendati demikian, Ia enggan menjelaskan secara detail kapan kesepakatan pembelian Sukhoi itu akan disepakati kedua negara. Pun waktu pengirimannya ke Tanah Air.
"Iya (pembicaraan seputar kontrak pembelian Sukhoi) masih on. Ya segera setelah persyaratan terpenuhi (kontrak pembelian akan disepakati)," ujar Wahid.
Rencana Indonesia membeli 11 Su-35 ini sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir. Sejumlah pihak menuturkan jet-jet tersebut akan tiba di Indonesia pada 2019. Namun, hingga kini belum ada kepastian dari Pemerintah Indonesia apakah pembelian belasan pesawat itu dilanjutkan.
Rusia tak menampik salah satu hambatan pembelian Sukhoi ini adalah bayang-bayang sanksi Amerika Serikat. Meski begitu, Prabowo menegaskan Indonesia adalah negara berdaulat sehingga keputusan apa pun tidak bisa bisa diintervensi apalagi diancam negara lain.
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya itu pada akhir November lalu menuturkan akan mengkaji ulang rencana pembelian Sukhoi tersebut terutama dari sisi efisiensi anggaran dan keuntungan yang diperoleh Indonesia.
Apabila diakumulasi, Rusia menjadi negara kedelapan yang dikunjungi Prabowo. Sebelumnya, mantan calon presiden 2019-2024 itu telah mengunjungi Malaysia, Thailand, Turki, China, Jepang, Filipina, dan Prancis.
Prabowo mengatakan kunjungan ke luar negeri bertujuan menjajaki kemungkinan yang terkait dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Ya memang kita butuh untuk keliling, untuk menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada," kata Prabowo di gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2020).
Beberapa hari berselang, Presiden Joko Widodo membela kunjungan Prabowo ke berbagai negara. Pembelaan itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan Tahun 2020 di Aula Bhinneka Tunggal Ika Kemhan, Jakarta, Kamis (23/1/2020). Sebelumnya, PKS juga menyampaikan sindiran serupa kepada Prabowo.
"Jadi kalau ada yang mempertanyakan, Pak Menhan pergi ke sebuah negara, itu adalah dalam rangka diplomasi pertahanan, bukan sekadar lain-lain," ujar Jokowi.
(miq/gus) Next Article Ribut PKS-Gerindra Gegara Prabowo Dituding Lembek Soal Natuna
Most Popular