Garap Kereta Cepat JKT-SBY, Jepang Gandeng China?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
30 January 2020 14:15
Jepang mengusulkan agar Indonesia menerapkan platform kereta cepat Thailand pada proyek kereta Jakarta-Surabaya.
Foto: Infografis/Capai 350km/jam, ini spesifikasinya Kereta Cepat jakarta-bandung/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sudah bersepakat menggandeng Jepang untuk menggerap proyek kereta semi cepat berkecepatan 160 km menghubungkan Jakarta-Surabaya. Indonesia menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Namun, JBIC mengusulkan agar proyek kereta Jakarta-Surabaya menggunakan teknologi kereta cepat murni hingga 250 km/jam. JBIC sedang mengerjakan proyek serupa di Thailand, mereka mengusulkan hal yang sama dilakukan di Indonesia.

CEO JBIC, Tadashi Maeda mengatakan proyek di Thailand sebagai projek percontohan. Ia mengatakan sudah menyampaikan kepada kepada Presiden Joko Widodo.

"Saya telah paparkan projek JBIC di Thailand ke Presiden Jokowi. Proyek itu adalah kereta cepat yang menghubungkan tiga bandara (high speed rail linking three airports project). Dua bandara di Bangkok, satu di tenggara Kota Bangkok. Total panjang jalur rel 220 km," ungkap Tadashi kepada CNBC Indonesia di World Economic Forum (WWF) Davos 2020, pekan lalu.



Teknologi yang digunakan pada kereta cepat tersebut di antaranya adalah sistem kendali kereta api Eropa atau European Train Control System (ETCS). Pun dengan rangkaian kereta (rolling stocks) juga didatangkan dari Eropa.

"China dan Jepang pada proyek itu bekerja sama untuk pertama kalinya. Artinya China bersedia mengadopsi ETCS," sebutnya.

 Tadashi mengakui Jepang sempat memberi lima syarat yang harus dipenuhi China sebelum berkolaborasi di proyek kereta cepat Thailand. Jika tidak terpenuhi, Tadashi menyebut tidak akan menjalin kerja sama dengan China.

"Yaitu transparansi, ketercakupan, keberlangsungan proyek, tingkat utang yang terjaga dan kepatuhan terhadap aturan hukum. Itu lima syarat kami, dan China bersedia. Saya menceritakan pengalaman ini ke Presiden Joko Widodo," papar Tadashi.

Ia mengatakan proyek kereta cepat di Thailand berkecepatan 250 km/jam, sedangkan di Indonesia khususnya Jakarta-Surabaya berkecepatan 160 km/jam.

Tadashi mengusulkan kepada pemerintah melalui Menteri Perhubungan Budi Karya agar proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya mengadopsi proyek yang dikerjakan JBIC di Thailand.

"Saya memberi saran kepada Budi Karya untuk mengadopsi ide yang diterapkan Thailand saat ini," katanya.

Saat ini, kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam proyek ini sudah diatur dalam nota kesepahaman atau MoU yang ditandatangani pada akhir September 2019 lalu.

Dalam kesepakatan, beberapa hal teknis dirumuskan mencakup lebar jalur, jenis konstruksi, sistem persinyalan, desain kecepatan dan jenis sarana perkeretaapian (rolling stock) dan tahapan konstruksi mencakup salah satunya skema pembiayaan proyek melalui Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Besok! Jepang akan Teken MoU Proyek Kereta Cepat JKT-SBY

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular