Besok! Jepang akan Teken MoU Proyek Kereta Cepat JKT-SBY

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 September 2019 12:52
Proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan memasuki babak baru.
Foto: Foto/Kereta Cepat/Instagram @keretacepat_id
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menandatangani MoU Kereta Cepat Jakarta - Surabaya dengan pihak pemerintah Jepang, besok Selasa, (24/9/2019).

Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi selepas acara Penyerahan Sertifikat kepada Penerima Sertifikat Insinyur Profesional Perkeretaapian =di Ruang Nanggala, Gedung Cipta, Kantor Kemenhub (23/9/2019).



"Besok kita akan tanda tangan dengan pemerintah Jepang MoU untuk kereta cepat Jakarta-Surabaya. Pembangunan itu tidak hanya semata-mata membangun tetapi ada konten Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)," kata Budi.

Studi kelayakan atau feasibility study (FS) proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya dilakukan oleh Japan Internasional Cooperation Agency (JICA). Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kemenhub turut memberikan masukan.

"Kita minta kontraktor (lokal) lebih banyak disertakan dan tentu juga kita ingin sekali insinyur kita sekalian belajar, sehingga transfer knowledge terjadi," tuturnya.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri menyampaikan setelah MoU, FS ditargetkan selesai pertengahan tahun depan atau akhir tahun depan. Mengenai jumlah TKDN, menurutnya sudah ada di Pra FS termasuk soal komponen-komponen dalam negeri.

"Nanti kita detailkan. Dalam MoU kita utamakan konten, transfer teknologi. Tapi itu pakai satu jalur, tidak sebidang, pakai diesel, 160 km per jam," katanya.

Menurut Budi Karya Sumadi pengerjaan kereta cepat Jakarta-Surabaya akan melibatkan insinyur profesional perkeretaapian dari dalam negeri.

"Kita apresiasi yang dilakukan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) untuk memberikan sertifikasi bagi mereka yang berprofesi sebagai insinyur perkeretaapian," katanya.



Kebutuhan masyarakat pada transportasi kereta api semakin meningkat. Sertifikasi ini penting karena butuh spesialisasi bagi insinyur mendalami dengan lebih profesional. Terlebih saat ini tengah mengembangkan MRT (Mass Rapid Transit) dan Light Rail Transit (LRT).

"Kita juga bisa melakukan ekspor (kereta) ke beberapa negara, bahkan saat saya bertemu dengan Menteri Transportasi dari Kamboja mereka mengapresiasi yang kita lakukan," paparnya bangga.

Dirinya meminta agar para insinyur mengerjakannya dengan lebih profesional, karena ini akan menjadi unggulan. Indonesia sudah menikmati MRT buatan Jepang, kini saatnya Indonesia membangun dengan kekuatan sendiri untuk LRT di beberapa tempat.

"Bagi Kemenhub kereta api adalah satu bagian yang harus atau niscaya dikembangkan angkutan masal perkotaan yang mungkin 50 persennya angkutan kereta api," jelasnya.





Selain untuk angkutan perkotaan, kereta api juga digunakan untuk angkutan masal dari kota ke kota. Budi meminta agar para insinyur ini tidak berdiri sendiri dalam bekerja, namun kolaborasi dengan profesi lain. Mereka harus tahu, apa yang mereka kembangkan memiliki harga yang terjangkau dan tetap memperhatikan daya tahan.

"Yang mereka bangun itu akan melalui tempat tempat yang harus dibebaskan harus mengerti bahwa ada satu proses penyelesaian tanah dan sebagainya. Ada pengetahuan spesialisasi sehingga ada kolaborasi dari mereka menciptakan kereta api yang ada di Indonesia," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Ini Alasan KA Cepat Jakarta-Semarang Dibangun Lebih Dulu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular