
Internasional
Dukung Palestina, Erdogan Kecam Proposal Perdamaian Trump
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
30 January 2020 12:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam rencana perdamaian Timur Tengah yang dibuat Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia secara tegas menyebut proposal perdamaian yang dibuat Trump tidak dapat diterima.
"Yerusalem adalah suci bagi umat Islam. Rencana untuk memberikan Yerusalem kepada Israel benar-benar tidak dapat diterima. Rencana ini mengabaikan hak warga Palestina dan bertujuan melegitimasi pendudukan Israel," kata Erdogan, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (30/1/2020).
"Rencana yang diuraikan tidak akan memberikan kedamaian atau membawa solusi."
Sebelumnya Trump membuat pernyataan tengah membuat proposal perdamaian dengan Israel soal masalah di Palestina, dalam pertemuan kenegaraan dengan Netanyahu, Selasa (28/1/2020).
Proposal tersebut ia katakan sebagai solusi untuk kedua pihak yang berkonflik. Namun, meski pertemuan didatangi banyak wakil Yahudi AS di dalamnya, tidak ada perwakilan Palestina sama sekali.
Walau begitu, Trump mengatakan sudah menghubungi Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk mempelajari proposal. Di mana salah satu isinya adalah, memberikan Yerussalem sebagai ibu kota Israel dan kawasan Yerussalem Timur pada Palestina.
Sementara itu, Presiden Abbas mengatakan peta kesepakatan itu konspirasi dan laik dibuang ke tong sampah.
"Kesepakatan konspirasi ini tak akan bisa dilaksanakan. Kita (Palestina) akan membawa ini ke tong sampah," tegasnya kepada sejumlah wartawan sebagaimana dikutip AFP.
"Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu: Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar. Dan kesepakatan Anda, konspirasi, tidak akan lolos," kata Abbas dalam pidato di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Kelompok Hamas di Jalur Gaza, juga melayangkan kritik pedas pada AS.
"Pernyataan Trump agresif dan akan memicu banyak kemarahan," kata pejabat Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
"Pernyataan Trump tentang Yerusalem adalah omong kosong dan Yerusalem akan selalu menjadi tanah bagi Palestina."
Proposal perdamaian ini membuat demonstrasi pecah di kawasan tersebut. Warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat berdemo menentang usulan itu sementara sebuah roket jatuh di wilayah pendudukan Israel di Rabu (30/1/2020).
(sef/sef) Next Article Ini Peta Negara Palestina Baru Ala Trump
"Yerusalem adalah suci bagi umat Islam. Rencana untuk memberikan Yerusalem kepada Israel benar-benar tidak dapat diterima. Rencana ini mengabaikan hak warga Palestina dan bertujuan melegitimasi pendudukan Israel," kata Erdogan, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (30/1/2020).
Proposal tersebut ia katakan sebagai solusi untuk kedua pihak yang berkonflik. Namun, meski pertemuan didatangi banyak wakil Yahudi AS di dalamnya, tidak ada perwakilan Palestina sama sekali.
Walau begitu, Trump mengatakan sudah menghubungi Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk mempelajari proposal. Di mana salah satu isinya adalah, memberikan Yerussalem sebagai ibu kota Israel dan kawasan Yerussalem Timur pada Palestina.
Sementara itu, Presiden Abbas mengatakan peta kesepakatan itu konspirasi dan laik dibuang ke tong sampah.
"Kesepakatan konspirasi ini tak akan bisa dilaksanakan. Kita (Palestina) akan membawa ini ke tong sampah," tegasnya kepada sejumlah wartawan sebagaimana dikutip AFP.
"Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu: Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar. Dan kesepakatan Anda, konspirasi, tidak akan lolos," kata Abbas dalam pidato di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Kelompok Hamas di Jalur Gaza, juga melayangkan kritik pedas pada AS.
"Pernyataan Trump agresif dan akan memicu banyak kemarahan," kata pejabat Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
"Pernyataan Trump tentang Yerusalem adalah omong kosong dan Yerusalem akan selalu menjadi tanah bagi Palestina."
Proposal perdamaian ini membuat demonstrasi pecah di kawasan tersebut. Warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat berdemo menentang usulan itu sementara sebuah roket jatuh di wilayah pendudukan Israel di Rabu (30/1/2020).
(sef/sef) Next Article Ini Peta Negara Palestina Baru Ala Trump
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular