Internasional

Mengenal Lagi Corona, Virus Mematikan yang Berasal dari China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 January 2020 12:27
Mengenal Lagi Corona, Virus Mematikan yang Berasal dari China
Foto: Penanganan Serius Pasien Terinfeksi Virus Corona di China (Xiong Qi/Xinhua via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona makin menjadi-jadi. Bahkan, jumlah penderita yang terinfeksi terus mengalami peningkatan.

Dari data Senin (27/1/2020), pemerintah pusatĀ China mengatakan sudah ada 2.744 kasus. Terdapat penambahan 769 kasus baru.

Sementara tingkat kematian sudah mencapai 80 orang. Jumlah kematian itu meningkat sebanyak 24 dari yang sebelumnya mencapai 56 pada Minggu.

Per Senin ini, CNN International juga melaporkan bahwa muncul Desember 2019 lalu, coronavirus telah menyebar di 13 negara. Di antaranya menyebar ke Amerika Serikat, Perancis, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Thailand, Australia, Nepal, Vietnam, Hongkong, Makau, Malaysia, dan Kanada.

Lalu, apa sebenarnya coronavirus dan dari mana sumbernya?

Hingga hari ini, belum diketahui pasti dari mana virus corona berasal. Namun, pemerintah China menduga virus itu berasal dari hewan liar yang diperdagangkan di Pasar Makanan Laut Huanan (Huanan Seafood Market) yang terletak di pusat kota Wuhan, provinsi Hubei, China.

Apalagi sejumlah penderita awal yang terjangkit virus adalah karyawan pasar makanan tersebut.

"Pihak berwenang percaya virus itu kemungkinan berasal dari binatang buas di pasar makanan laut meskipun sumber pastinya masih belum ditentukan," kata Dr Gao Fu, direktur pusat pengendalian dan pencegahan penyakit China, sebagaimana dilansir dari The Straits Times, Kamis (23/1/2020).

Vendor pasar makanan dan media China melaporkan, Pasar Makanan Laut Huanan menjual berbagai jenis makanan unik. Mulai dari anak serigala, rubah hidup, buaya, salamander raksasa, ular, tikus, burung merak, landak, daging unta hingga musang.

Berbagai binatang yang dijual di pasar itu merupakan spesies yang terkait dengan pandemi sebelumnya, yakni Server Acute Respiratory Syndrome (SARS).


[Gambas:Video CNBC]





Gejala yang Muncul Akibat Coronavirus

Seperti SARS yang telah menewaskan 700-an lebih orang dan menjangkiti sekitar 8.000 an orang pada 2002-2003 lalu, virus corona memunculkan gejala yang umumnya hadir pada saat seseorang terserang demam. Yaitu mulai dari pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala dan demam. Semua itu dapat berlangsung selama beberapa hari.

Bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya orang tua dan anak-anak, ada kemungkinan virus dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang lebih serius seperti pneumonia atau bronkitis. Bahkan, virus ini bisa mengakibatkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.

Virus yang dinamai Novel 201 Coronavirus (2019-nCoV) itu umumnya menyebar melalui batuk, bersin, atau menyentuh orang yang terinfeksi, sebagaimana dilaporkan Al-Jazeera.

Pihak berwenang China dilaporkan akan menjatuhkan denda di beberapa tempat bagi warga yang tidak mengenakan masker pelindung, sebagaimana dilaporkan CNBC International.

Dampak Coronavirus ke Ekonomi China

Dari data awal yang terlihat, salah satu dampak langsung dari munculnya wabah coronavirus ini adalah menurunnya jumlah arus penumpang. Ini dikarenakan China telah membatasi perjalanan dan menutup akses masuk dan keluar ke beberapa kotanya, termasuk Wuhan.

China juga dipastikan merugi karena telah membatalkan acara publik utama dalam rangkaian perayaan Imlek. Padahal, negara itu merupakan pusat bagi orang-orang Tionghoa yang merayakan Imlek.

Menurut laporan CNBC International, wakil menteri transportasi China Liu Xiaoming mengatakan perjalanan selama tahun baru Imlek telah turun 28,8% dari tahun lalu. Penurunan itu secara rinci tercatat di perjalanan udara sipil (41,6%), perjalanan dengan kereta api (41,5%) dan perjalanan darat (25%).
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular