
Internasional
Waduh Duterte Ancam Trump, Ada Apa Ini?
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
24 January 2020 17:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan mengakhiri pakta perjanjian militer dengan Amerika Serikat. Sebelumnya AS danĀ Filipina terkait perjanjian Visiting Force Agreement (VFA).
Ini dilakukan Duterte sebagai balasan penahanan visa yang dilakukan pemerintah Presiden Donald Trump pada politisi setempat yang dekat dengan Duterte. Politisi itu bernama Ronaldo Dela Rosa, yang merupakan mantan kepala satuan anti narkoba Duterte.
"Jika kalian (AS) tidak melakukan koreksi, saya akan mengakhiri VFA," kata Duterte sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (24/1/2020).
"Aku memberi waktu pada pemerintah Amerika satu bulan dari sekarang."
Pernyataan Duterte ini merupakan yang terbaru dalam barisan panjang ancaman Duterte untuk memutuskan hubungan dengan Wahington. Sebelumnya, AS kerap mengkritik penumpasan narkotik yang dilakukan presiden itu.
Dela Rosa, mengatakan AS telah membatalkan visanya tanpa memberi tahu alasannya. Tapi, ia meyakini hal ini terkait pembunuhan 5000 bandar narkoba selama ia mempimpin biro narkotika negara itu.
Dela Rosa sendiri pernah ditahan tahun 2017 lalu. Meski dekat dengan Duterte, ia ditangkap atas desakan AS.
VFA ditandatangani sejak 1998. Ini melegalkan status ratusan tentara AS untuk melakukan latihan di Filipina guna operasi kemanusiaan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorezana enggan menanggapi rencana sang presiden. Kedutaan Besar AS di Manila juga enggan berkomentar.
Bula lalu, Duterte juga melarang dua politisi AS, Richard Durbin dan Patrick Leahy, berkunjung ke Filipina. Keduanya, menurut AFP, terlibat dalam penahanan Dela Rosa.
(sef/sef) Next Article Duterte Perpanjang Lockdown Filipina hingga 15 Mei
Ini dilakukan Duterte sebagai balasan penahanan visa yang dilakukan pemerintah Presiden Donald Trump pada politisi setempat yang dekat dengan Duterte. Politisi itu bernama Ronaldo Dela Rosa, yang merupakan mantan kepala satuan anti narkoba Duterte.
"Jika kalian (AS) tidak melakukan koreksi, saya akan mengakhiri VFA," kata Duterte sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (24/1/2020).
Pernyataan Duterte ini merupakan yang terbaru dalam barisan panjang ancaman Duterte untuk memutuskan hubungan dengan Wahington. Sebelumnya, AS kerap mengkritik penumpasan narkotik yang dilakukan presiden itu.
Dela Rosa, mengatakan AS telah membatalkan visanya tanpa memberi tahu alasannya. Tapi, ia meyakini hal ini terkait pembunuhan 5000 bandar narkoba selama ia mempimpin biro narkotika negara itu.
Dela Rosa sendiri pernah ditahan tahun 2017 lalu. Meski dekat dengan Duterte, ia ditangkap atas desakan AS.
VFA ditandatangani sejak 1998. Ini melegalkan status ratusan tentara AS untuk melakukan latihan di Filipina guna operasi kemanusiaan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorezana enggan menanggapi rencana sang presiden. Kedutaan Besar AS di Manila juga enggan berkomentar.
Bula lalu, Duterte juga melarang dua politisi AS, Richard Durbin dan Patrick Leahy, berkunjung ke Filipina. Keduanya, menurut AFP, terlibat dalam penahanan Dela Rosa.
(sef/sef) Next Article Duterte Perpanjang Lockdown Filipina hingga 15 Mei
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular