
Geger Nasdem Kritik Jokowi, Demi Muluskan Anies Nyapres 2024?
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
24 January 2020 06:09

Direktur Eksekutif Media Survei Nasional Rico Marbun memiliki analisis tersendiri ihwal kritikan Nasdem kepada Jokowi. Menurut Rico, kritikan itu merupakan bagian dari persiapan menuju Pemilihan Umum Legislatif 2024 dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.
"Nasdem memang terlihat lebih siap untuk mulai menjaga jarak dan berbeda dengan Jokowi. Karena memang Anies Baswedan hanya memiliki waktu sampai 2022 untuk mengkapitalisasi kinerja sebagai Gubernur DKI menuju Pilpres 2024," kata Rico seperti dilansir detik.com.
"NasDem, selaku partai yang sudah terbuka memberi sinyal dukungan, terlihat men-support penuh. Itulah kenapa mereka berani mengkritik Pak Jokowi secara terbuka," lanjutnya.
Kritikan Nasdem, menurut Rico, juga tidak dapat dilepaskan dari pujian Jokowi kepada Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Sandiaga Salahuddin Uno. Tatkala menghadiri acara pelantikan BPP Hipmi, Jokowi menyapa Sandiaga seraya menyatakan "Hati-hati 2024".
"Pembelaan terbuka Nasdem terhadap Anies Baswedan ini juga didasar kenyataan bahwa jika dilakukan serentak, pilpres sangat mempengaruhi pileg," tutur Rico.
Kendati demikian, Ia menilai langkah Nasdem tergolong prematur. Rico justru menyarankan Nasdem wait and see seraya melihat tokoh-tokoh lain yang berpotensi menjadi capres 2024.
"Ridwan kamil contohnya yang dulu juga diusung Nasdem di Jabar," katanya.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Hendri Satrio menilai kritik Nasdem bertujuan untuk menjaga citra baik Anies. Sikap Nasdem yang membandingkan Jokowi dengan Anies juga dinilai sebagai upaya menyetarakan kedua tokoh itu.
"Ini kan strateginya sama juga ketika PDIP mem-branding Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma yang wali kota kemudian dibandingkannya dengan Anies Baswedan yang menjadi gubernur," kata Hendri kepada wartawan, Rabu (22/1/2020).
"Jadi cukup jeli nih politisi-politisi kita. Dan yang jelas, dibandingkan dengan Jokowi, benar-benar meningkatkan level popularitas Anies Baswedan menjadi selevel dengan Pak Jokowi walaupun masih dalam pencitraan popularitas," imbuhnya.
Hendri menuturkan, politik di Indonesia itu tak terlepas dari istilah champion of politics.
"Champion-nya Nasdem ini saat ini adalah Anies Baswedan. Minimal, hingga saat ini dan belum tergantikan pasca-undangan Gondangdia beberapa bulan lalu yang dilakukan oleh Surya Paloh (Ketua Umum DPP Nasdem)," ujar Hendri.
"Nah kenapa kemudian Nasdem berani mengkritisi Jokowi? Nah karena itu tadi, hingga saat ini dan ke depan kelihatannya champion-nya Nasdem adalah Anies Baswedan. Maka dia perlu menjaga itu dan perlu terus menerus mengkomunikasikan hal baik tentang Anies Baswedan. Karena lagi jadi spotlight juga kan, lagi jadi perhatian kan Anies Baswedan," lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/sef)
"Nasdem memang terlihat lebih siap untuk mulai menjaga jarak dan berbeda dengan Jokowi. Karena memang Anies Baswedan hanya memiliki waktu sampai 2022 untuk mengkapitalisasi kinerja sebagai Gubernur DKI menuju Pilpres 2024," kata Rico seperti dilansir detik.com.
"NasDem, selaku partai yang sudah terbuka memberi sinyal dukungan, terlihat men-support penuh. Itulah kenapa mereka berani mengkritik Pak Jokowi secara terbuka," lanjutnya.
"Pembelaan terbuka Nasdem terhadap Anies Baswedan ini juga didasar kenyataan bahwa jika dilakukan serentak, pilpres sangat mempengaruhi pileg," tutur Rico.
Kendati demikian, Ia menilai langkah Nasdem tergolong prematur. Rico justru menyarankan Nasdem wait and see seraya melihat tokoh-tokoh lain yang berpotensi menjadi capres 2024.
"Ridwan kamil contohnya yang dulu juga diusung Nasdem di Jabar," katanya.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Hendri Satrio menilai kritik Nasdem bertujuan untuk menjaga citra baik Anies. Sikap Nasdem yang membandingkan Jokowi dengan Anies juga dinilai sebagai upaya menyetarakan kedua tokoh itu.
"Ini kan strateginya sama juga ketika PDIP mem-branding Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma yang wali kota kemudian dibandingkannya dengan Anies Baswedan yang menjadi gubernur," kata Hendri kepada wartawan, Rabu (22/1/2020).
"Jadi cukup jeli nih politisi-politisi kita. Dan yang jelas, dibandingkan dengan Jokowi, benar-benar meningkatkan level popularitas Anies Baswedan menjadi selevel dengan Pak Jokowi walaupun masih dalam pencitraan popularitas," imbuhnya.
Hendri menuturkan, politik di Indonesia itu tak terlepas dari istilah champion of politics.
"Champion-nya Nasdem ini saat ini adalah Anies Baswedan. Minimal, hingga saat ini dan belum tergantikan pasca-undangan Gondangdia beberapa bulan lalu yang dilakukan oleh Surya Paloh (Ketua Umum DPP Nasdem)," ujar Hendri.
"Nah kenapa kemudian Nasdem berani mengkritisi Jokowi? Nah karena itu tadi, hingga saat ini dan ke depan kelihatannya champion-nya Nasdem adalah Anies Baswedan. Maka dia perlu menjaga itu dan perlu terus menerus mengkomunikasikan hal baik tentang Anies Baswedan. Karena lagi jadi spotlight juga kan, lagi jadi perhatian kan Anies Baswedan," lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/sef)
Pages
Most Popular