Kenapa Nasdem Kritik Jokowi & Puji Anies Soal Banjir Jakarta?

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
23 January 2020 16:22
Kenapa Nasdem Kritik Jokowi & Puji Anies Soal Banjir Jakarta?
Suasana pertemuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, beberapa waktu lalu (Dokumentasi detik.com)
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Eksekutif Media Survei Nasional Rico Marbun memiliki analisis tersendiri ihwal kritikan yang dilayangkan Partai Nasional Demokrat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, Nasdem mengkritik pernyataan Jokowi yang bilang tidak perlu ada ide-ide baru untuk mengatasi banjir di Jakarta. Di sisi lain, Nasdem memuji penanganan yang sudah dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

Menurut Rico, kritikan itu merupakan bagian dari persiapan menuju Pemilihan Umum Legislatif 2024 dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.

"Nasdem memang terlihat lebih siap untuk mulai menjaga jarak dan berbeda dengan Jokowi. Karena memang Anies Baswedan hanya memiliki waktu sampai 2022 untuk mengkapitalisasi kinerja sebagai Gubernur DKI menuju Pilpres 2024," kata Rico seperti dilansir detik.com.

"NasDem, selaku partai yang sudah terbuka memberi sinyal dukungan, terlihat men-support penuh. Itulah kenapa mereka berani mengkritik Pak Jokowi secara terbuka," lanjutnya.

Kritikan Nasdem, menurut Rico, juga tidak dapat dilepaskan dari pujian Jokowi kepada Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Sandiaga Salahuddin Uno. Tatkala menghadiri acara pelantikan BPP Hipmi, Jokowi menyapa Sandiaga seraya menyatakan "Hati-hati 2024".

"Pembelaan terbuka NasDem terhadap Anies Baswedan ini juga didasar kenyataan bahwa jika dilakukan serentak, pilpres sangat mempengaruhi pileg," tutur Rico.

Kendati demikian, Ia menilai langkah Nasdem tergolong prematur. Rico justru menyarankan Nasdem wait and see seraya melihat tokoh-tokoh lain yang berpotensi menjadi capres 2024.

"Ridwan kamil contohnya yang dulu juga diusung Nasdem di Jabar," katanya.



Pengamat politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Hendri Satrio menilai kritik Nasdem bertujuan untuk menjaga citra baik Anies. Sikap Nasdem yang membandingkan Jokowi dengan Anies juga dinilai sebagai upaya menyetarakan kedua tokoh itu.

"Ini kan strateginya sama juga ketika PDIP mem-branding Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma yang wali kota kemudian dibandingkannya dengan Anies Baswedan yang menjadi gubernur," kata Hendri kepada wartawan, Rabu (22/1/2020).

"Jadi cukup jeli nih politisi-politisi kita. Dan yang jelas, dibandingkan dengan Jokowi, benar-benar meningkatkan level popularitas Anies Baswedan menjadi selevel dengan Pak Jokowi walaupun masih dalam pencitraan popularitas," imbuhnya.

Hendri menuturkan, politik di Indonesia itu tak terlepas dari istilah champion of politics.

"Champion-nya Nasdem ini saat ini adalah Anies Baswedan. Minimal, hingga saat ini dan belum tergantikan pasca-undangan Gondangdia beberapa bulan lalu yang dilakukan oleh Surya Paloh (Ketua Umum DPP Nasdem)," ujar Hendri.

"Nah kenapa kemudian Nasdem berani mengkritisi Jokowi? Nah karena itu tadi, hingga saat ini dan ke depan kelihatannya champion-nya Nasdem adalah Anies Baswedan. Maka dia perlu menjaga itu dan perlu terus menerus mengkomunikasikan hal baik tentang Anies Baswedan. Karena lagi jadi spotlight juga kan, lagi jadi perhatian kan Anies Baswedan," lanjutnya.

[Gambas:Video CNBC]

Beberapa waktu belakangan, publik dihebohkan oleh kritikan Nasdem kepada Jokowi. Kritikan itu disampaikan oleh Fraksi Nasdem di DPRD DKI Jakarta.

"Pak Jokowi kan juga mantan Gubernur DKI Jakarta. Dalam pemerintahan dia sendiri dia juga belum berhasil untuk menanggulangi banjir," kata Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino kepada wartawan, Rabu (22/1/2020).

"Soal penanganan, kita harus angkat topi kepada Anies kemarin. Dia adalah gubernur tercepat dalam penanganan banjir. Kita objektif. Titik pengungsian juga paling sedikit di daerah terdampak. Banjir di Jakarta empat hari selesai. Titik terakhir adalah Semanan. Kami langsung investigasi khusus," lanjutnya.



Di sisi lain, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Komarudin Watubun menilai kritikan itu tidak tepat. Komarudin bahkan membandingkan kebijakan Anies dan Jokowi-Ahok dalam penanganan banjir Jakarta.

"Begini, jadi saya mau ambil posisi netral ini. Jadi tidak bela Pak Jokowi, tidak bela Anies, karena dua-duanya semua punya argumentasi. Cuma saja, Pak Jokowi lebih proaktif turun ke lapangan, mengatasi. Jadi zaman Pak Jokowi itu bukan tidak banjir, banjir, tapi dalam waktu singkat juga selesai," kata Komarudin di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/1/2020), seperti dilansir detik.com, Kamis (23/1/2020.

"Mungkin Pak Anies selama jadi gubernur masih banyak juga perencanaan, retorikanya dibandingkan kerja di lapangan. Itu bedanya saja di situ. Bedanya Pak Anies dengan Pak Jokowi dan Pak Ahok di situ. Kenapa begitu? Karena Pak Jokowi maupun Pak Ahok itu orang lapangan. Pak Anies, kita tahu dia ilmuwan, intelektual, orang kampus. Jadi waktu banyak di teori. Dua (Jokowi dan Ahok) ini langsung praktik," imbuhnya.

[Gambas:Video CNBC]



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular