Terganjal Pembiayaan, 16 Proyek Smelter Nikel Macet

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 January 2020 15:19
ESDM melakukan upaya agar 16 proyek smelter ini bisa financial closing dalam 6 bulan ke depan
Foto: Infografis/ Ini Daftar Negara Produsen Nikel terbesar DI dunia/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah pelarangan ekspor bijih nikel per 1 Januari 2020, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membantu perusahaan smelter untuk membangun smelter. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementrian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan akan memfasilitasi perusahaan bertemu dengan lembaga keuangan.

Kemudian, memastikan pasokan listriknya apakah sudah ada kesepakatan dengan PLN atau belum. Terakhir masalah perizinan, misalnya terkait pembebasan lahan, dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

"Pemerintah harus hadir fasilitasi terkait itu. Akibat evaluasi itu kita akan tahu seberapa jumlah ore yang akan terjadi pada Januari 2022. Jadi kita juga tahu cadangannya, umurnya seberapa untuk jaga supply pabrik," ungkap Yunus di Kantornya, Kamis, (23/01/2020).

Yunus menerangkan saat ini masih ada 16 smelter nikel yang belum mendapatkan pembiayaan (financial close). "Kami lakukan coaching memfasilitasi, dibuatkan jadwal badan usaha yang bangun smelter dan lakukan one on one kendala apa saja yang dihadapi," imbuhnya.




[Gambas:Video CNBC]


Menurutnya selama 6 bulan ini pihaknya akan mendorong percepatan tersebut. Pertemuan awal dengan perusahaan smelter. Lalu minggu depan akan dilakukan pertemuan one on one, dilanjutkan pertemuan dengan PLN.

Yunus mencontohkan, PT Aneka Tambang Tbk ( ANTM) pembangunan pabrik Feronikel di Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara harusnya selesai bulan November tahun lalu namum karena keterlambatan pasokan listrik sehingga mundur ke Juni 2020. Padahal sudah tinggal operasi saja.

"Kita akan susun profil provisi untuk financial project. Lalu kita undang potential investor. Ujungnya lembaga keuangan bilateral, multilateral, BUMN, publik atau swasta dan swasta internasional misalnya sumitomo, mitsubishi, marubeni," jelasnya.

Yunus mengaku yakin akan banyak yang tertarik, sehingga ujungnya akan ada finalisasi data smelter yang terbangun Januari 2020. "Bulan ke-6 ada financial close agreement terkait power supply. Persoalan pendaan, listrik, semua selesai," ungkapnya.


(gus) Next Article Genjot Mobil Listrik & 31 Smelter, Cadangan Nikel RI Cukup?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular