Internasional

Irak Beri Warning ke AS dan Iran, Ada Apa?

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
23 January 2020 07:46
Presiden Irak Barham Saleh memberi peringatan pada Amerika Serikat (AS) dan Iran
Foto: Pangkalan militer AS Ain al-Asad di Irak jadi sasaran rudal Garda Revolusi Iran. Aksi itu dilakukan sebagai balasan atas kematian Jenderal Qasem Soleimani. (AP Photo/Qassim Abdul-Zahra)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Irak Barham Saleh memberi peringatan pada Amerika Serikat (AS) dan Iran. Peringatan ini diutarakannya dalam pidato di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Rabu (22/1/2020).

Ia meminta kedua negara yang berkonflik untuk tidak 'mengobok-obok' negaranya. Dalam beberapa kali serangan, baik AS, maupun Iran menggunakan Irak sebagai area peperangan.


"Ketegangan yang meningkat antara Iran, negara-negara Teluk, dan AS selama sebulan terakhir ini mengingatkan bahwa aspirasi kita tetap menjadi subyek perselisihan politik di luar kendali kita dan terhadap campur tangan asing yang tidak disukai," kata Saleh, seperti dilansir dari AFP, Kamis (23/1/2020).


"Bukan kepentingan kami untuk memilih bersekutu dengan salah satu pihak dengan mengorbankan pihak lain, asalkan mereka menghormati kedaulatan dan kemerdekaan kami."

Berbicara di hadapan para pemimpin dunia, Saleh juga menegaskan maksud dari parlemen Irak, yang sebelumnya meminta pasukan AS meninggalkan negara itu. Dikatakannya langkah itu bukan berarti permusuhan.

"Bukan tanda tidak berterima kasih atau permusuhan tetapi merupakan tanggapan terhadap pelanggaran kedaulatan negaranya," katanya sebagaimana dikutip dari media yang sama. 


"Tidak ada negara yang seharusnya mendikte Irak tentang hubungannya."

"Jika negara tetangga dan sekutu kita tetap berselisih, kedaulatan kita tidak dihormati dan tanah kita digunakan sebagai medan perang, maka kita tidak bisa mencapai perubahan untuk kita sendiri."

Sebelumnya, upaya Irak meminta pasukan AS- termasuk Iran- keluar dari wilayahnya, ditanggapi miring Presiden AS Donald Trump. Presiden negara adidaya ini bahkan mengancam akan memberi sanksi.

Sanksi ini dikatakan bakal lebih parah dari sanksi ke Iran. Diantaranya memutus sumber anggaran Iran, yakni dana hasil penjualan minyak, yang kini ada di rekening bank sentral AS The Fed.

Dalam perselisihan AS dan Iran, Irak beberapa kali menjadi arena tempur militer kedua negara. Pada 3 Januari lalu misalnya, Bandara Internasional Baghdad menjadi lokasi tewasnya Jenderal Iran Qasem Soleimani.

Sementara itu, pada 8 Januari, Irak juga menjadi lokasi serangan balasan Iran ke AS. Di mana dua daerahnya yang menjadi lokasi militer pasukan sekutu, digempur rudal Iran.

[Gambas:Video CNBC]







(sef/sef) Next Article Ngeri! Militer Iran Sebut Balas Dendam ke AS Belum Kelar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular