Internasional

Bukan Iran, Anggota Parlemen yang Hargai Kepala Trump Rp 42 M

Redaksi, CNBC Indonesia
23 January 2020 06:21
Ahmad Hamzeh menawarkan uang hingga US$ 3 juta atau sekitar Rp 42 miliar, bagi siapapun yang bisa mendapatkan kepala Trump.
Foto: Donald J. Trump
Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang anggota parlemenĀ Iran bernama Ahmad Hamzeh membuat heboh. Ia, menawarkan uang hingga US$ 3 juta atau sekitar Rp 42 miliar, bagi siapapun yang bisa mendapatkan kepala Presiden AS Donald Trump.

Hal ini disampaikannya disela-sela pidato di depan Majelis. Majelis adalah sebutan untuk parlemen Iran yang memiliki 290 kursi.

"Kami akan memberikan US$ 3 juta pada siapapun yang membunuh Trump," kata Ahmad Hamzeh sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (22/1/2020).

Sayembara ini, ia buat, sebagai upaya balas dendam pada kematian Jenderal Iran Qasem Soleimani. Sebelumnya, Soleimani tewas setelah rudal AS menyerang iring-iringan mobil militer Iran dan paramiliter Irak, saat berada di Bandara International Baghdad, 3 Januari lalu.

Peristiwa ini sempat menimbulkan amarah Iran. Negara itu-pun sempat membalas AS dengan menyerang pangkalan militer AS di Irak, 8 Januari lalu.

Meski demikian, menurut sejumlah media, ide ini adalah ide pribadi Hamzeh. Pasalnya, hingga kini tidak ada komentar resmi dari pemerintah Iran, baik dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei ataupun Presiden Iran Hassan Rouhani.

Hamzeh adalah politisi yang mewakili wilayah Kahnouj. Wilayah ini sendiri berada di provinsi Kerman yang merupakan tanah kelahiran Soleimani.

Sementara itu, Duta Besar AS Robert Wood, yang khusus menangani perlucutan senjata, menilai langkah tersebut tak dibenarkan.

"Konyol dan mendukung nilai-nilai teroris," tulis Reuters mengutip Wood saat bertemu wartawan di Jenewa.

Perselisihan Iran dan AS sebenarnya sangat kompleks. Dinamika yang terjadi bahkan sudah terjadi selama 70 tahun.

Saat Trump berkuasa, tensi mulai panas lagi ketika presiden kontroversial itu keluar dari perjanjian nuklir bersama, yang dibuat di jaman Presiden Barack Obama, dan memberi sanksi ke ekonomi Iran.

AS beralasan perjanjian yang dibuat dengan sejumlah negara termasuk, Rusia, China dan Eropa itu tidak cukup menghentikan proyek nuklir Iran. Sanksi akhirnya menekan ekonomi negeri itu.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article AS Akui Pembunuhan Soleimani tak Didasari Bukti Kuat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular