Internasional

Iran Hargai Kepala Trump: Dari Rp 1,1 T Turun Jadi Rp 42 M

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
22 January 2020 12:55
Sebelum dijanjikan Rp US$ 3 juta atau Rp 42 miliar, Trump sempat dihargai US$ 80 juta atau Rp 1,1 T.
Foto: Donald J. Trump
Jakarta, CNBC Indonesia - Jangan dikira ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran mereda. Pasalnya adu ancaman masih dilayangkan oleh kedua belah pihak.

Kali ini, seorang anggota parlemen Iran bernama Ahmad Hamzeh, menawarkan US$ 3 juta atau sekitar Rp 42 miliar untuk kepala Presiden AS Donald Trump. Sebagaimana dikutip dari Aljazera, ia menyatakan ini dalam pidatonya di depan Majelis Parlemen Iran.


Ancaman pada Trump ini sebenarnya bukan yang pertama. Sayembara yang menyerukan pemburuan kepala Trump juga sempat diumumkan awal Januari lalu.

Sayembara ini sebagai bentuk pembalasan dendam Iran pada pembunuhan pemimpin militer Iran, Jenderal Qasem Soleimani 3 Januari lalu. Saat itu kepala Trump bahkan dihargai US$ 80 juta atau senilai Rp 1,1 T.

"Dan kami akan memberikan US$ 80 juta ... sebagai hadiah pada siapapun yang bisa membawa kepala dari seseorang yang telah memerintahkan membunuh tokoh revolusi kita," ujar pembaca pidato pengantaran jenazah Soleimani, sebagaimana ditulis media Inggris Express.

Meski demikian, belum ada konfirmasi apakah ide ini sudah disetujui pemerintah Iran. Belum ada komentar resmi baik dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei maupun Presiden Iran Hassan Nourani.


Sementara itu, AS akhirnya berkomentar soal tawaran uang untuk kepala Presiden Donald Trump. Bahkan Duta Besar AS Robert Wood, yang khusus menangani perlucutan senjata, menilai langkah ini konyol.

"Ini memperlihatkan ke kita bahwa teroris ada di rezim tersebut dan rezim itu (Iran) harus merubah perilaku mereka," tulis AFP.

Sementara itu, di Reuters, Wood juga mengomentari soal ancaman Iran keluar dari Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) 1970. Perjanjian ini mengikat negara di dunia, mengembangkan nuklir hanya untuk kepentingan damai.

"Pesan yang sangat negatif," ujarnya lagi.

Perselisihan Iran dan AS sebenarnya sangat kompleks. Dinamika yang terjadi bahkan sudah terjadi selama 70 tahun. Sanksi AS dan nuklir Iran juga makin memperkeruh hubungan kedua negara.

[Gambas:Video CNBC]







(sef/sef) Next Article AS Akui Pembunuhan Soleimani tak Didasari Bukti Kuat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular