
Prabowo Belum Tentu Beli Jet Tempur-Kapal Selam Perancis
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
22 January 2020 15:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono menegaskan Indonesia belum tentu membeli alutsista (alat utama angkatan persenjataan) dari Perancis. Sempat ada kabar soal minat Indonesia untuk memesan 48 jet tempur Dassault Rafale dan empat kapal selam Scorpene buatan Perancis.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sempat bertandang langsung ke Paris, Perancis pada 11-13 Januari 2020. Dalam lawatannya itu, Prabowo juga telah melakukan serangkaian pertemuan dengan perusahaan industri pertahanan di bidang pesawat tempur, kapal, radar dan sistem avionic, serta amunisi.
Namun, Trenggono menegaskan bahwa kunjungan Menhan Prabowo bukan jaminan Indonesia akan membeli alutsista buatan Perancis. "Kalau menggeliat kan boleh, masak nggak boleh, tapi belum tentu beli kan," kata Trenggono di Pameran Rapat Pimpinan (Rapim) Kemhan TNI-Polri yang berlangsung di Kemenhan Rabu (22/1/2020).
Pernyataan ini sekaligus menjawab banyak pertanyaan masyarakat akan rencana pertahanan Indonesia ke depan. Apalagi, isu minat Indonesia untuk membeli jet tempur Dassault Rafale dan kapal selam Scorpene bisa menjadi pertimbangan. Usai meningkatnya intensitas hubungan Indonesia dengan China di wilayah perairan Natuna.
Wajar alutsista tersebut pernah menjadi bahan pertimbangan untuk dipesan. Ada beberapa kelebihan yang dinilai bisa menguntungkan. Dikutip dari CNN Indonesia, pesawat tempur Dessault Rafale disebut memiliki panjang 15 meter/tinggi 5 meter dan terbang perdananya pada tahun 1986 serta memiliki kecepatan maksimal 2.130 km per jam.
Rafale juga dilengkapi sistem bantuan-pertahanan terintegrasi bernama SPECTRA, yang bisa melindungi pesawat dari serangan udara maupun darat pakai teknologi siliman virtual berbasis perangkat lunak.
Kemampuan ini pernah ditunjukkan dalam sebuah pertempuran di Libya, di mana Rafale dapat melaksanakan misi secara independen untuk menghancurkan alat Pertahanan Udara Musuh (SEAD).
(hoi/hoi) Next Article Pak Prabowo Pilih Kapal Selam Riachuelo atau Tipe 214 Jerman?
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sempat bertandang langsung ke Paris, Perancis pada 11-13 Januari 2020. Dalam lawatannya itu, Prabowo juga telah melakukan serangkaian pertemuan dengan perusahaan industri pertahanan di bidang pesawat tempur, kapal, radar dan sistem avionic, serta amunisi.
Namun, Trenggono menegaskan bahwa kunjungan Menhan Prabowo bukan jaminan Indonesia akan membeli alutsista buatan Perancis. "Kalau menggeliat kan boleh, masak nggak boleh, tapi belum tentu beli kan," kata Trenggono di Pameran Rapat Pimpinan (Rapim) Kemhan TNI-Polri yang berlangsung di Kemenhan Rabu (22/1/2020).
Pernyataan ini sekaligus menjawab banyak pertanyaan masyarakat akan rencana pertahanan Indonesia ke depan. Apalagi, isu minat Indonesia untuk membeli jet tempur Dassault Rafale dan kapal selam Scorpene bisa menjadi pertimbangan. Usai meningkatnya intensitas hubungan Indonesia dengan China di wilayah perairan Natuna.
Wajar alutsista tersebut pernah menjadi bahan pertimbangan untuk dipesan. Ada beberapa kelebihan yang dinilai bisa menguntungkan. Dikutip dari CNN Indonesia, pesawat tempur Dessault Rafale disebut memiliki panjang 15 meter/tinggi 5 meter dan terbang perdananya pada tahun 1986 serta memiliki kecepatan maksimal 2.130 km per jam.
Rafale juga dilengkapi sistem bantuan-pertahanan terintegrasi bernama SPECTRA, yang bisa melindungi pesawat dari serangan udara maupun darat pakai teknologi siliman virtual berbasis perangkat lunak.
Kemampuan ini pernah ditunjukkan dalam sebuah pertempuran di Libya, di mana Rafale dapat melaksanakan misi secara independen untuk menghancurkan alat Pertahanan Udara Musuh (SEAD).
(hoi/hoi) Next Article Pak Prabowo Pilih Kapal Selam Riachuelo atau Tipe 214 Jerman?
Most Popular