
Bos Sriwijaya Buka-Bukaan Soal Utang Usai Cerai dengan Garuda
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
20 January 2020 18:16

Tangerang, CNBC Indonesia - Usai 'bercerai' dengan Garuda Indonesia Group, Sriwijaya Air Group masih memiliki sejumlah utang yang harus dibayar. Pihak Sriwijaya Air mengaku tengah melakukan audit terkait utang-utangnya.
"Kewajiban ke Garuda saat ini kami kan sedang melakukan audit, perusahaan menunjuk auditor independen untuk melakukan audit apakah tagihan-tagihan itu wajar atau tidak," kata Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena di Sriwijaya Air Tower, Tangerang, Senin (20/1/20).
Selain kepada Garuda Indonesia Group, Sriwijaya Air juga masih punya utang ke sejumlah perusahaan pelat merah seperti Pertamina dan BNI.
"Di berita itu kita punya tanggungan ke BNI, tapi BNI itu current, nggak ada masalah. Kemudian ke Angkasa Pura kami juga current dengan mereka. Yang harus direstrukturisasi dengan Pertamina dan GMF, tapi besaran berapa Garuda Group ya memang harus diaudit," tandasnya.
Mengutip laporan keuangan konsolidasi Garuda Indonesia per Juni 2019 lalu, total piutang grup Garuda ke Sriwijaya Air bernilai sebesar US$ 118,79 juta atau setara dengan Rp 1,66 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari akhir Desember 2018 yang senilai US$ 55,39 juta (Rp 775,55 miliar).
Adapun dari jumlah tersebut nilai piutang dari PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF AeroAsia) kepada Sriwijaya nilainya mencapai US$ 52,51 juta (Rp 735,15 miliar), turun sedikit dari posisi US$ 55,12 juta (Rp 771,70 miliar). Nilai ini tertera dalam laporan keuangan GMF di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kewajiban Sriwijaya tak hanya menunggak ke Garuda Indonesia dan anak usahanya, namun juga terjadi pada beberapa BUMN lainnya.
Sebelum terjadi kerja sama antara Garuda-Sriwijaya pada November 2018, tercatat kewajiban yang belum dibayarkan Sriwijaya ke PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 942 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) sebesar Rp 585 miliar, utang spare parts senilai US$ 15 juta, dan kepada PT Angkasa Pura II senilai Rp 80 miliar, serta PT Angkasa Pura I sebesar Rp 50 miliar.
"Sedang diaudit, jadi dilihat lagi, penagihan selama masa manajemen kerja sama dengan Garuda itu seberapa banyak tagihannya, seberapa besar pembayaran yang sudah kita lakukan dan apakah memang valid penagihan itu juga kita coba lihat," lanjut Jefferson.
Bidik Milenial
Jefferson mengatakan, target tersebut memang tak terlalu muluk. Pihaknya sengaja memasang target cukup realistis mengingat pangsa pasar Sriwijaya Air pada 2019 turun menjadi sekitar 7% dibandingkan pada 2018 yang mencapai 10%.
"Kami mencoba realistis saja, dengan alat produksi saat ini. Target utama ke depan kami adalah generasi milenial," kata Jefferson di Sriwijaya Air Tower, Tangerang, Senin (20/1/20).
Dia juga tengah mengkaji beberapa rute yang sempat dihapus dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu, dari aspek tarif pihaknya ogah menerapkan perang tarif.
"Kami tidak menginginkan adanya perang tarif. Semua maskapai pasti ingin tetap terus beroperasi dengan kinerja keuangan yang sehat, untuk kemajuan industri penerbangan nasional," katanya.
Terdekat, dalam menyambut datangnya Tahun Baru Imlek pada tanggal 25 Januari 2020, pihaknya juga akan mengoperasikan extra flight (penerbangan tambahan).
Vice President Corporate Secretary Sriwijaya Air Adi Willi menjelaskan, ada dua rute extra flight yang akan ditambahkan yaitu Pontianak dan Pangkalpinang.
"Kami siapkan extraflight di dua rute yang selalu sibuk selama periode Imlek, yaitu Pontianak dan Pangkalpinang," imbuhnya.
Adapun detail ketersediaan extra flight Imlek Sriwijaya Air adalah pada tanggal 20, 23 dan 24 Januari 2020 untuk rute Jakarta Pontianak (pukul 07.00 W18) dan penerbangan sebaliknya (pukul 09.20 WIB). Sementara untuk tanggal 20, 22, 23 dan 24 Januari 2020 tersedia penerbangan rute Jakarta Pontianak lainnya (pukul 16.00 W18) dan penerbangan sebaliknya (pukul 18.50 WIB).
"Terakhir, tersedia pada tanggal 22, 23 dan 24 Januari 2020 rute penerbangan Jakarta Pangkalpinang (pukul 12.00 WIB) dan penerbangan sebaliknya (14.05 WIB)," jelas Willi.
Untuk memudahkan pelanggan yang akan berlibur Imlek ke kampung halaman, Sriwijaya juga meluncurkan program tambahan bagasi gratis menjadi 20 kilogram per orang. Harapannya, pelanggan Sriwijaya Air dapat semakin tenang merencanakan liburan Imlek tanpa khawatir memikirkan bagasi dalam penerbangannya.
"Kami ingatkan kembali bagi para pelanggan untuk hadir di bandara 3 jam sebelum jadwal penerbangan, hal ini guna mengantisipasi antrian panjang yang mungkin terjadi di check-in counter," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Ini Penjelasan Lengkap Sriwijaya Soal Rencana Setop Operasi
Most Popular