Jokowi Janji Setop Impor Pangan Sejak 2014, Nyatanya?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 January 2020 11:58
Impor Pangan Malah Nambah
Presiden Joko Widodo (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)
Namun hampir enam tahun kemudian, janji itu masih sekadar janji. Impor pangan masih terjadi dan bahkan semakin besar.

Pertama beras. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan impor beras pada 2014 adalah 844.163.741 kg. Pada 2018, angkanya bengkak luar biasa menjadi 2.253.824.465 kg atau melonjak 16,99% secara point-to-point.




Kedua daging. Pada 2014, total impor daging tercatat seberat 108.487.800 kg dan pada 2018 bertambah menjadi 210.280.174 kg. Naik hampir dua kali lipat.




Ketiga kedelai. Pada 2014, impor kedelai adalah 196.581.200 kg dan pada 2018 melonjak menjadi 2.585.809.099 kg. Ada peningkatan yang sangat signifikan yaitu 1.215,39%!



Keempat ikan dan krustasea. Kuantitas impor produk ini pada 2014 adalah 137.354.857 kg dan pada 2018 meningkat menjadi 149.138.749 kg. Naik 8,58%.




Sampai saat ini, Indonesia mungkin bisa mencapai ketahanan pangan. Kebutuhan pangan tercukupi, tidak ada kelangkaan pasokan, dan harga terkendali. Ini yang membuat inflasi stabil, bahkan pada 2019 mencapai titik terendah sejak 1999.



Namun ketahanan pangan saja sebenarnya tidak cukup. Indonesia harus menuju kedaulatan pangan, di mana pasokan datang dari dalam negeri. Mandiri dan berdikari.

Meski sejak 2014 Presiden Jokowi sudah menegaskan Indonesia bakal berusaha menyetop impor pangan, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Impor pangan justru semakin deras, Pak Presiden...

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular