
Saat Jokowi Tak Happy RI Doyan Banget Impor Migas
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 January 2020 17:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) seakan tak ada habisnya membahas masalah impor minyak dan gas yang selama ini memberikan beban lebih bagi perekonomian.
Jokowi pun menugaskan jajaran duta besar Indonesia di sejumlah negara untuk ikut membantu mengatasi masalah impor komoditas energi yang kerap menjadi biang kerok defisit transaksi berjalan.
Berbicara saat membuka rapat kerja kepala perwakilan RI dengan Kementerian Luar Negeri di Istana Negara, Jokowi mengaku tidak senang dengan situasi Indonesia yang kerap kali membuka keran impor untuk sektor energi.
"Jangan senang kita impor gas terus, atau impor minyak terus," tegas Jokowi di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Berdasarkan data Badan Pusat Statitstik, impor migas sepanjang Januari - November 2019 tercatat sebesar US$ 19,75 miliar. Angka ini, sejatinya pun mengecil dibandingkan periode Januari - November 2018 yang mencapai US$ 27,84 miliar.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa pos impor migas masih memberikan sumbangsih lebih terhadap angka neraca perdagangan. Pada November lalu, neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit US$ 1,33 miiar atau terburuk dalam 7 bulan terakhir.
Jokowi pun tampak tak senang dengan rutinitas Indonesia yang kerap kali membuka keran impor. Inilah penjelasan lengkap Jokowi saat merasa tak senang karena kerap kali mengimpor komoditas energi :
Penting sekali para duta besar ini sebagai Duta investasi. Yang pertama, sebagai Duta investasi, tetapi juga harus tahu investasi di bidang apa yang kita perlukan atau menjadi prioritas, Yang pertama di bidang-bidang yang berkaitan dengan barang-barang atau produk-produk substitusi impor.
Kita tahu yang namanya petrochemical itu masih impor, 85% masih impor, sehingga kalau kita ingin mendatangkan investasi cari produk-produk yang berkaitan dengan barang-barang substitusi impor kita. Petrokimia berkaitan dengan metanol misalnya.
Atau juga yang kedua yang berkaitan dengan energi. Karena kita ini masih impor banyak minyak dan gas. Hubungannya kemana? Ya bagaimana agar yang namanya impor energi kita bisa turun jangan senang kita impor gas terus atau impor minyak terus.
(gus) Next Article Ssst! Jokowi Tahu Siapa Orang di Balik RI Doyan Impor Migas
Jokowi pun menugaskan jajaran duta besar Indonesia di sejumlah negara untuk ikut membantu mengatasi masalah impor komoditas energi yang kerap menjadi biang kerok defisit transaksi berjalan.
Berbicara saat membuka rapat kerja kepala perwakilan RI dengan Kementerian Luar Negeri di Istana Negara, Jokowi mengaku tidak senang dengan situasi Indonesia yang kerap kali membuka keran impor untuk sektor energi.
"Jangan senang kita impor gas terus, atau impor minyak terus," tegas Jokowi di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Berdasarkan data Badan Pusat Statitstik, impor migas sepanjang Januari - November 2019 tercatat sebesar US$ 19,75 miliar. Angka ini, sejatinya pun mengecil dibandingkan periode Januari - November 2018 yang mencapai US$ 27,84 miliar.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa pos impor migas masih memberikan sumbangsih lebih terhadap angka neraca perdagangan. Pada November lalu, neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit US$ 1,33 miiar atau terburuk dalam 7 bulan terakhir.
Jokowi pun tampak tak senang dengan rutinitas Indonesia yang kerap kali membuka keran impor. Inilah penjelasan lengkap Jokowi saat merasa tak senang karena kerap kali mengimpor komoditas energi :
Penting sekali para duta besar ini sebagai Duta investasi. Yang pertama, sebagai Duta investasi, tetapi juga harus tahu investasi di bidang apa yang kita perlukan atau menjadi prioritas, Yang pertama di bidang-bidang yang berkaitan dengan barang-barang atau produk-produk substitusi impor.
Kita tahu yang namanya petrochemical itu masih impor, 85% masih impor, sehingga kalau kita ingin mendatangkan investasi cari produk-produk yang berkaitan dengan barang-barang substitusi impor kita. Petrokimia berkaitan dengan metanol misalnya.
Atau juga yang kedua yang berkaitan dengan energi. Karena kita ini masih impor banyak minyak dan gas. Hubungannya kemana? Ya bagaimana agar yang namanya impor energi kita bisa turun jangan senang kita impor gas terus atau impor minyak terus.
(gus) Next Article Ssst! Jokowi Tahu Siapa Orang di Balik RI Doyan Impor Migas
Most Popular