Jadi World War III Batal Meletus?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
09 January 2020 14:21
World War III Batal?
Foto: cover topik/irak luar/Aristya Rahadian Krisabella
Dalam sebuah tulisan yang berjudul Why The Death of Iranian Commander Won’t Mean World War II oleh Ray Takeyh, Pemimpin Agung Iran Ali Khameini tak akan gegabah dalam menentukan langkah tanpa mempertimbangkan ketimpangan kekuatan antara keduanya.

Jadi untuk saat ini, kabar Perang Dunia III masih sebatas spekulasi atau tak lebih dari imajinasi liar umat manusia yang berkaca dari sejarah perang terdahulu. Sepanjang peradaban manusia, perang telah pecah di mana-mana dengan motif, metode dan versi yang berbeda-beda.

Dalam seabad terakhir saja, sejarah mencatatkan tiga perang besar. Mulai dari PD I (1914-1918), PD II (1939-1945) dan perang dingin (1947-1991). Belum lagi ditambah konflik regional lain yang meletup di sepanjang periode tersebut.

Masing-masing perang di atas memiliki motif dan metode yang khas. Dari PD I yang diwarnai dengan penggunaan senjata dan artileri, kemudian PD II dengan teknologi yang lebih canggih seperti tank, rudal serta kapal selam hingga perang dingin yang tak melibatkan adu taring di medan perang tetapi diwarnai dengan pengembangan senjata pemusnah masal yaitu nuklir.

Mungkin untuk berhadapan secara langsung di medan perang dan konflik ini meluas dan menjadi PD III, masih sebatas imajinasi. Namun tak menutup kemungkinan dengan evolusi perang yang terjadi selama seabad terakhir perang terjadi di awang-awang (cyberwar) antara keduanya.

Dalam setahun terakhir pemerintah Iran menduga bahwa hacker AS telah mencoba merongrong sistem komputer miliknya. Konflik tersebut semakin panas setelah hancurnya fasilitas kilang minyak Saudi Aramco di Abqaiq dan Khurais tengah September lalu. AS mending Iran ada dibalik serangan itu.

Perang tetap saja perang. Apa pun bentuknya. Tak ada yang benar-benar bisa meramal dengan pasti ke mana konflik ini akan berujung dan bagaimana skenario akhirnya. AS-Iran pun sudah terlibat dalam pusaran hubungan yang rumit dalam hampir 7 dekade terakhir.

Walau perang seringkali tak terhindarkan, jalan pertumpahan darah bukanlah jalan yang hati nurani manusia inginkan. Karena siapa yang menang tak akan menang mutlak, begitu juga yang kalah harus menanggung rugi yang sangat berat. Seperti kata pepatah dalam perang “menang jadi arang, kalah jadi abu”. (twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular