Catat! 7 Masalah Industri yang Bikin Pening di 2020

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
07 January 2020 13:56
Serbuan barang impor hingga bahan baku gas jadi PR yang belum tuntas.
Foto: REUTERS/Fabian Bimmer
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menawarkan tiga solusi untuk mengatasi persoalan harga gas untuk kebutuhan industri yang saat ini masih cukup mahal, salah satunya impor gas. Namun, persoalan gas tak hanya satu-satunya yang dihadapi industri pada 2020 ini.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang  mengakui ada tujuh masalah yang dihadapi industri dalam negeri. Persoalan-persoalan industri ini klasik yang sudah terjadi sebelumnya.

Pertama, industri kekurangan bahan baku seperti kondensat, gas, naphta, biji besi. Kedua, kurangnya infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, dan kawasan industri. Ketiga, industri kekurangan utility seperti listrik, air, gas, dan pengolah limbah.



Keempat, industri kekurangan tenaga terampil dan supervisor, superintendent. Kelima, industri dapat tekanan serbuan produk impor. Keenam, limbah industri seperti penetapan slag sebagai limbah B3, spesifikasi yang terlalu ketat untuk kertas bekas dan baja bekas (scrap) menyulitkan industri, antara lain industri kertas.

Ketujuh, Industri Kecil dan Menengah (IKM) masih mengalami kendala seperti akses pembiayaan, ketersediaan bahan baku dan bahan penolong, mesin peralatan yang tertinggal, hingga pemasaran.

"Terhadap berbagai tantangan yang dihadapi tersebut, saat ini kami terus melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikannya, termasuk selalu berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait," ujar Agus,

Industri merupakan sektor strategis karena punya kontribusi besar terhadap PDB. Kontribusi PDB industri pengolahan nonmigas terhadap total PDB pada tahun 2019 diperkirakan 17,58 - 17,70%. Pada tahun 2020, kontribusi tersebut bakal menanjak menjadi 17,80 - 17,95%. Kontribusi ini memang masih rendah dari yang pernah tercapai sebelumnya yang sempat mencapai 21% pada 2014.

Agus juga mengatakan pemerintah telah menetapkan berbagai program prioritas jangka pendek (quick wins). Di bidang perekonomian, terdapat 15 program prioritas, di mana Kemenperin turut terlibat dalam 13 program, di antaranya:

  1. Implementasi Mandatori B-30
  2. Perbaikan Ekosistem Ketenagakerjaan
  3. Jaminan Produk Halal
  4. Pengembangan Litbang Industri Farmasi
  5. Penguatan Trans Pacific Petrochemical Indotama
  6. Perubahan Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
  7. Penerapan Kartu Pra Kerja.
  8. Pengembangan Kawasan Batam, Bintan dan Karimun (BBK)
  9. Gasifikasi Batubara
  10. Perjanjian Investasi BIA Indonesia-Taiwan
  11. Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor
  12. Green Refinery di Plaju, Sumatera Selatan
  13. Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.

[Gambas:Video CNBC]


(hoi/hoi) Next Article Hampir Bicara Kasar, Ini Curhat Jengkel Jokowi Soal Harga Gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular