
Proyek Deep Tunnel Anti-Banjir Jakarta Cuma Wacana
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 January 2020 16:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan proyek Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT) masih sebatas wacana. Menurutnya ide tersebut dulu dimunculkan Malaysia, namun untuk operasinya susah sehingga masih dipelajari dan sebatas wacana.
"Dulu waktu itu wacana. Deep tunnel nggak ada. Hanya sekadar wacana waktu itu. Nggak ada dibahas sekarang," ungkap Basuki di Kator Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Senin, (6/01/2020).
Masalah teknis menjadi kendala dalam proyek ini, sehingga diputuskan untuk tidak melanjutkan proyek ini. Menurutnya proyek ini dibahas oleh Djoko Kirmanto menteri PU sebelumnya tahun 2004-2014, namun selam lima tahun ke belakang belum ada pembahasan lagi.
"Satu memang teknisnya belum sepakat, belum kita temukan secara teknis, antara mana dengan mana. Bentuknya dengan apa. Yang satu dengan dua tunnel, yang satu di atas dan bawah, jadi masih belum disepakati satu," katanya.
Rencana pembangunan Deep tunnel bukan rencana baru. Proyek ini pernah digagas pada 2007 menjelang Sutiyoso mengakhiri masa jabatannya sebagai gubernur Jakarta.
Saat Jokowi menjadi gubernur DKI Jakarta, gagasan membangun deep tunnel kembali dihidupkan. Sejumlah langkah pun dilakukan mantan Wali Kota Surakarta itu untuk melobi pemerintah pusat seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perekonomian. Namun, pemerintah pusat melalui kementerian PU tak mendukung.
Pemerintah pusat lebih mengutamakan menangkal banjir di Jakarta salah satunya melalui pembangunan Sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) dan normalisasi. Sayangnya proyek ini juga tidak kunjung rampung karena terkendala pembebasan lahan.
"Nggak banyak (pembebasan). Tapi Pak Gubernur sudah ada kesepakatan dengan masyarakat tinggal nanti pelaksanaannya. Mudah-mudahan setelah banjir ini selesai beliau sudah bisa melaksanakannya," harapnya.
Jika pembebasan lahan sudah beres, dari pihak PUPR dalam Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang akan mengerjakannya. "Itu alatnya masih ada semua. Tinggal itu selesai, 6 bulan Insya Allah tembus," katanya.
(hoi/hoi) Next Article PUPR: Banjir Jakarta Bukan karena Kiriman
"Dulu waktu itu wacana. Deep tunnel nggak ada. Hanya sekadar wacana waktu itu. Nggak ada dibahas sekarang," ungkap Basuki di Kator Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Senin, (6/01/2020).
Masalah teknis menjadi kendala dalam proyek ini, sehingga diputuskan untuk tidak melanjutkan proyek ini. Menurutnya proyek ini dibahas oleh Djoko Kirmanto menteri PU sebelumnya tahun 2004-2014, namun selam lima tahun ke belakang belum ada pembahasan lagi.
Rencana pembangunan Deep tunnel bukan rencana baru. Proyek ini pernah digagas pada 2007 menjelang Sutiyoso mengakhiri masa jabatannya sebagai gubernur Jakarta.
Saat Jokowi menjadi gubernur DKI Jakarta, gagasan membangun deep tunnel kembali dihidupkan. Sejumlah langkah pun dilakukan mantan Wali Kota Surakarta itu untuk melobi pemerintah pusat seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perekonomian. Namun, pemerintah pusat melalui kementerian PU tak mendukung.
Pemerintah pusat lebih mengutamakan menangkal banjir di Jakarta salah satunya melalui pembangunan Sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) dan normalisasi. Sayangnya proyek ini juga tidak kunjung rampung karena terkendala pembebasan lahan.
"Nggak banyak (pembebasan). Tapi Pak Gubernur sudah ada kesepakatan dengan masyarakat tinggal nanti pelaksanaannya. Mudah-mudahan setelah banjir ini selesai beliau sudah bisa melaksanakannya," harapnya.
Jika pembebasan lahan sudah beres, dari pihak PUPR dalam Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang akan mengerjakannya. "Itu alatnya masih ada semua. Tinggal itu selesai, 6 bulan Insya Allah tembus," katanya.
(hoi/hoi) Next Article PUPR: Banjir Jakarta Bukan karena Kiriman
Most Popular