Jokowi Jengkel, Harga Gas Industri Mahal & Susah Turun!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 January 2020 16:15
Usai perkara kilang, kini Presiden Joko Widodo mengaku kesal dan kecewa soal harga gas industri yang susah turun.
Foto: Jokowi di Ratas Presiden (CNBC Indonesia/ Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka rapat terbatas perdana di 2020 dengan topik pembahasan Ketersediaan Gas untuk Industri di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Di depan jajaran menteri, Senin (6/1/2020), Jokowi mengaku tak habis pikir bahwa upaya yang selama ini dilakukan pemerintah untuk menurunkan harga gas untuk industri tak kunjung berhasil. Padahal, hal ini penting untuk memberikan kepastian.

"Sudah beberapa kali kita berbicara mengenai ini, tetapi sampai detik ini kita belum bisa menyelesaikan mengenai harga gas kita yang mahal," tegas Jokowi.

"Dan perlu saya sampaikan gas bukan semata-mata sebagai komoditas tapi juga modal pembangunan yang akan memperkuat industri nasional kita," jelasnya.

[Gambas:Video CNBC]



Berdasarkan catatan pemerintah, saat ini ada sekitar 6 industri yang menggunakan gas. Mulai dari pembangkit listrik, industri kimia, industri makanan, industri keramik, industri baja, industri pupuk, hingga industri gelas.

"Artinya ketika porsi gas sangat besar pada struktur biaya produksi, maka harga gas akan sangat berpengaruh pada daya saing produk industri kita di pasar dunia," tegasnya.

Jokowi lantas meminta jajarannya untuk mengkalkulasi harga gas agar lebih kompetitif. Kepala negara menginginkan, agar masalah yang selama ini membuat harga gas mahal bisa terpecahkan.

"Kita kalah terus produk kita gara-gara harga gas yang mahal. Karena itu saya minta soal harga gas betul-betul dihitung, di kalkulasi agar lebih kompetitif," katanya.

"Coba dilihat betul penyebab tingginya harga gas mulai dari harga di hulu, di tingkat lapangan gas, di tengah terkait dengan biaya penyaluran gas, biaya transmisi gas, di tengah infrastruktur yang belum terintegrasi dan sampai di hilir di distributor."


(gus) Next Article Jengkel, Jokowi Hampir Ngomong Kasar Karena Gas Mahal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular