Jengkel, Jokowi Hampir Ngomong Kasar Karena Gas Mahal

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 January 2020 16:41
Tak cuma jengkel, Presiden Jokowi juga mengaku hampir berkata kasar soal harga gas yang dinilai masih mahal buat industri ini
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak dapat menyembunyikan kekecewaannya atas fakta harga gas untuk kebutuhan industri di Indonesia masih cukup mahal.

Dalam rapat terbatas bersama jajaran menteri, Jokowi mengaku cukup kesal lantaran belum ada kebijakan maupun keputusan konkret untuk menurunkan harga gas untuk sejumlah industri di tanah air.

"Kalau tidak segera diputuskan, ya akan gini terus. Pilihannya hanya dua. Melindungi industri atau melindungi pemain gas," kata Jokowi.

"Saya tadi mau ngomong yang kasar, tapi nggak jadi. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan," tegasnya.

[Gambas:Video CNBC]



Berdasarkan catatan pemerintah, saat ini ada sekitar 6 industri yang menggunakan gas. Mulai dari pembangkit listrik, industri kimia, industri makanan, industri keramik, industri baja, industri pupuk, hingga industri gelas.

"Artinya ketika porsi gas sangat besar pada struktur biaya produksi, maka harga gas akan sangat berpengaruh pada daya saing produk industri kita di pasar dunia," tegasnya.



Jokowi lantas meminta jajarannya untuk mengkalkulasi harga gas agar lebih kompetitif. Kepala negara menginginkan, agar masalah yang selama ini membuat harga gas mahal bisa terpecahkan.

"Coba dilihat betul penyebab tingginya harga gas mulai dari harga di hulu, di tingkat lapangan gas, di tengah terkait dengan biaya penyaluran gas, biaya transmisi gas, di tengah infrastruktur yang belum terintegrasi dan sampai di hilir di distributor,"

"Saya juga minta laporan mengenai pelaksanaan Perpres Nomor 40/2016 tentang penetapan harga gas bumi. Apakah ada kendala kendala di lapangan terutama di 7 bidang industri yang telah ditetapkan," tegas Jokowi. 


(gus) Next Article Jokowi Jengkel, Harga Gas Industri Mahal & Susah Turun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular