Panas Dingin Indonesia dan China di Natuna

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 January 2020 11:20
Natuna Memang Kaya
Kapal Vietnam tabrak Kapal TNI AL (Courtesy Youtube)
Insiden Indonesia-China di Laut Natuna bukan barang baru. Misalnya pada Juni 2016 lalu, kapal penangkap ikan asal China ditembak oleh kapal TNI AL dan para awak kapal penangkap ikan tersebut juga ditahan.

Beijing telah membuat nota protes kepada pemerintah Indonesia atas insiden penembakan dan penangkapan awak kapal tersebut. Namun pihak Indonesia menegaskan bahwa aparat keamanan telah melakukan prosedur yang benar.

China menilai bahwa para nelayan sudah lama mencari ikan di wilayah tersebut, sehingga dianggap sebagai wilayah tradisional nelayan (traditional fishing area). Namun Indonesia bersikukuh bahwa area yang dimasuki kapal Tiongkok itu merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia sehingga merupakan wilayah kedaulatan Indonesia.

Natuna memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah, terutama energi. Total produksi minyak dari blok-blok yang berada di Natuna adalah 25.447 barel per hari. Sementara produksi gas bumi tercatat sebesar 489,21 MMSCFD.

Tak hanya menyimpan potensi migas yang besar, kawasan Laut Natuna juga menyimpan kekayaan perikanan yang berlimpah yaitu ikan pelagis kecil (621,5 ribu ton/tahun), demersal (334,8 ribu ton/tahun), pelagis besar (66,1 ribu ton/tahun), ikan karang (21,7 ribu ton/tahun), udang (11,9 ribu ton/tahun), cumi-cumi (2,7 ribu ton/tahun), hingga lobster (500 ton/tahun).


Sementara dari sisi letak geografis, Natuna juga berada di posisi strategis. Natuna berada di jalur pelayaran internasional Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Sejak dahulu, perairan Natuna telah menjadi jalur perdagangan antar negara yang strategis. Pada April 2015, lima artefak kapal dari abad ke-10 hingga ke-19 Masehi ditemukan di wilayah perairan Natuna. Temuan tersebut menguatkan bahwa Natuna merupakan titik penting dalam jalur pelayaran perdagangan internasional yang menghubungkan Tiongkok dengan kawasan Asia Tenggara.

Klaim Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan yang bersentuhan dengan wilayah kedaulatan Indonesia tentunya mempengaruhi ketahanan nasional. Bila tidak ada penyelesaian yang komprehensif, maka konflik akan terus terjadi. Konflik-konflik ini akan terus bereskalasi dan bisa saja berujung pada konfrontasi fisik (perang).



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/gus)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular