
Harga Bawang-Cabai Makin Perih dan Pedas, Siapa Biang Kerok?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
02 January 2020 15:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Bahan pokok merupakan salah satu komponen utama penyusun inflasi. Harga yang diperoleh konsumen akhir tidak hanya tergantung pada tingkat kebutuhan akan komoditas tersebut melainkan juga dipengaruhi oleh pola distribusi komoditas tersebut hingga sampai di tangan konsumen.
Komponen terbesar penyusun inflasi bulanan maupun tahunan biasanya didorong oleh bahan makanan. Pada Desember 2019, pos inflasi bahan makanan memiliki andil inflasi terbesar yakni 0,16% dari inflasi Desember yang mencapai 0,34%.
Pos bahan makanan ini tersusun dari bahan pokok untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari seperti beras, telur ayam, daging ayam, daging sapi, bawang merah dan bawang putih, cabai merah, gula pasir hingga minyak goreng.
Beberapa komoditas yang mengalami inflasi tinggi bisa disebabkan karena rantai pasoknya. Jika rantai pasokĀ terlalu panjang maka harga yang diterima oleh konsumen semakin tinggi. Inefisiensi ini menyebabkan terjadinya inflasi yang sebenarnya tidak perlu.
Secara umum untuk sebuah komoditas dapat sampai ke tangan konsumen akhir biasanya berawal dari produsen kemudian ke distributor ke pedagang baru ke konsumen. Namun jalur ini dapat bercabang menjadi lebih panjang.
Suatu komoditas yang memiliki pola distribusi yang panjang biasanya akan mempengaruhi angka Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP). Semakin panjang jalur distribusinya maka semakin tinggi pula MPP-nya. Sehingga MPP menjadi tolok ukur kenaikan harga suatu komoditas.
Komponen terbesar penyusun inflasi bulanan maupun tahunan biasanya didorong oleh bahan makanan. Pada Desember 2019, pos inflasi bahan makanan memiliki andil inflasi terbesar yakni 0,16% dari inflasi Desember yang mencapai 0,34%.
![]() |
Pos bahan makanan ini tersusun dari bahan pokok untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari seperti beras, telur ayam, daging ayam, daging sapi, bawang merah dan bawang putih, cabai merah, gula pasir hingga minyak goreng.
Secara umum untuk sebuah komoditas dapat sampai ke tangan konsumen akhir biasanya berawal dari produsen kemudian ke distributor ke pedagang baru ke konsumen. Namun jalur ini dapat bercabang menjadi lebih panjang.
Suatu komoditas yang memiliki pola distribusi yang panjang biasanya akan mempengaruhi angka Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP). Semakin panjang jalur distribusinya maka semakin tinggi pula MPP-nya. Sehingga MPP menjadi tolok ukur kenaikan harga suatu komoditas.
Next Page
Pola Distribusi
Pages
Most Popular