Ekonomi Lesu, China Terapkan Acuan Bunga Kredit Baru di 2020

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
28 December 2019 20:22
Bank sentral China berencana membuat suku bunga kredit (loan prime rate/LPR) sebagai patokan baru untuk menentukan bunga kredit mengambang.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) berencana membuat suku bunga kredit (loan prime rate/LPR) sebagai patokan (benchmark) baru untuk menentukan bunga kredit mengambang (floating-rate).

"Mulai 1 Januari, lembaga keuangan akan dilarang menandatangani kontrak pinjaman suku bunga mengambang berdasarkan suku bunga pinjaman bank sebelumnya," jelas PBOC dalam sebuah pernyataan di situs webnya, Sabtu (28/12/2019).

"Namun, pinjaman dengan tingkat bunga mengambang, tidak termasuk pinjaman perumahan perorangan yang terikat dengan dana yang disediakan negara, yang telah ditandatangani sebelum tahun 2020 akan dihargai sesuai dengan LPR," tambah bank sentral, sebagaimana dikutip dari Reuters.


PBOC juga mengatakan akan bernegosiasi dengan nasabah untuk mengubah patokan harga pada kontrak pinjaman mereka menjadi LPR mulai 1 Maret.

Bank menambahkan, tingkat pinjaman dikonversi pada pinjaman perumahan individu komersial yang ada tidak akan berubah, sesuai peraturan properti pemerintah. Bank menargetkan konversi benchmark tersebut dapat diselesaikan sebelum akhir Agustus.

Sebelumnya pada Agustus lalu, PBOC mulai menggunakan LPR yang diubah sebagai patokan baru untuk menentukan bunga pinjaman baru, dalam upaya untuk mengarahkan biaya pinjaman yang lebih rendah demi mendukung ekonomi yang melambat.

Menanggapi hal ini, para analis berpendapat langkah ini dapat membantu menurunkan biaya pinjaman dan mendukung pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu.

"Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat suku bunga lebih digerakkan oleh pasar dan membantu menurunkan pengeluaran pembiayaan," kata Wen Bin, seorang ekonom di Minsheng Bank di Beijing.

Sebelumnya, China telah meluncurkan berbagai langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya yang terus melambat. Langkah-langkah itu termasuk pemotongan pajak, meningkatkan belanja infrastruktur, mengurangi jumlah uang tunai yang boleh disimpan bank dalam cadangan dan memangkas suku bunga pinjaman untuk meningkatkan kredit.

Saat ini, suku bunga dasar pinjaman satu tahun (one-year loan prime rate/LPR) China berada di angka 4,15%, turun 16 basis poin dari tingkat Agustus.


Sementara itu, suku bunga pinjaman bank acuan sebelumnya tetap stabil di 4,35%. Tidak berubah sejak Oktober 2015.

Analis memperkirakan bank sentral akan memotong tingkat medium-term lending facility (MLF) sebesar 20-30 basis poin pada tahun 2020. Hal ini diperkirakan dapat membuka jalan untuk menurunkan LPR lebih lanjut.


(dob/dob) Next Article Gara-gara Corona, China akan Guyur Perbankan Uang Rp 2.400 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular