Ulasan 2019

Pertumbuhan Ekonomi 2019: Cahaya di Ujung Terowongan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 December 2019 06:38
Indonesia Mau Bangkit?
Ilustrasi Proyek Infrastruktur (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kembali ke kalimat pembuka tulisan ini, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Setelah melalui tiga kuartal dengan penuh keprihatinan, ada asa pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2019 bisa lebih baik.

"Perkembangan terkini menunjukkan keyakinan konsumen meningkat bersamaan dengan pola musiman jelang akhir tahun sehingga dapat menopang konsumsi rumah tangga tetap baik. Perkembangan positif ini diperkuat ekspansi fiskal sejalan dengan pola musiman akhir tahun sehingga makin mendorong pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2019.

Perbaikan ekspor antara lain dipengaruhi naiknya ekspor pulp, waste paper, dan serat tekstil ke Tiongkok, masih kuatnya ekspor besi baja ke Tiongkok dan ASEAN, serta berlanjutnya ekspor kendaraan bermotor ke ASEAN dan Arab Saudi. Investasi mulai tercatat meningkat di beberapa daerah seperti di Sulawesi terkait hilirisasi nikel, dan diperkirakan akan terus meningkat dengan sejumlah kebijakan transformasi ekonomi yang ditempuh pemerintah dan mulai meningkatnya keyakinan dunia usaha.

Investasi bangunan juga terus membaik didorong peningkatan kegiatan konstruksi. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2019 diprakirakan membaik," papar keterangan tertulis RDG BI edisi Desember 2019.

Baca: China, India, Indonesia Siap Sambut 2020 dengan Gegap-Gempita

Pada November, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat 124,2. Membaik dibandingkan Oktober yang sebesar 118,4.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Angka di atas 100 menandakan konsumen percaya diri menghadapi tantangan ekonomi saat ini dan beberapa bulan ke depan. IKK Indonesia yang terus naik berarti konsumen Indonesia semakin pede.

 

Kemudian pada Oktober, penjualan ritel tumbuh 3,6% YoY. Lebih baik dibandingkan pertumbuhan September sekaligus menjadi yang catatan terbaik sejak Mei.



BI juga menyebut optimisme dunia usaha membaik. Untuk mengukur kepercayaan diri dunia usaha, indikator yang biasa dipakai adalah Purchasing Managers' Index (PMI). PMI menggunakan 50 sebagai start, angka di atas 50 berarti dunia usaha tidak melakukan ekspansi, malah terkontraksi.

Pada November, PMI manufaktur Indonesia berada di 48,2. Meski masih di teritori kontraksi, tetapi ada harapan untuk membaik karena PMI manufaktur November mencatat kenaikan dibandingkan Oktober.



Penjualan ritel, IKK, dan PMI adalah sejumlah parameter leading indicator. Leading indicator adalah beberapa data yang biasa digunakan untuk meneropong arah perekonomian ke depan.

Oleh karena itu, perbaikan penjualan ritel, IKK, sampai PMI memberi gambaran bahwa prospek ekonomi Indonesia bakal cerah. Ada harapan yang bukan pepesan kosong bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2019 bakal lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.

At the end of the storm, there's a golden sky. Bak penggalan lirik lagu You'll Never Walk Alone itu, sepertinya pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah mencapai titik nadir dan siap untuk bangkit. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular