
Internasional
Mengapa Warga Hong Kong Demo Membela Uighur?
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
23 December 2019 16:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Hong Kong kembali berdemo pada hari Minggu (22/12/2019). Tapi, berbeda dengan sebelumnya, kali ini massa di Hong Kong berdemo untuk etnis Uighur.
Menurut salah satu pendemo mereka turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas. Sebelumnya negara barat menuding China melakukan persekusi pada etnis minoritas di Xinjiang ini.
"Kita seharusnya tidak melupakan mereka yang berbagi tujuan yang sama dengan kita, perjuangan kita untuk kemerdekaan dan demokrasi dan melawan, dan melawan Partai Komunis China," kata salah satu pengunjuk rasa saat berorasi sebagaimana ditulis AlJazeera.
Hal senada juga dikatakan pengunjuk rasa yang lain. Sebagaimana dilansir AFP, seorang pengunjuk rasa bernama Katherine mengkritik keras pemerintah China yang dikatakannya terlalu ketat.
"Pemerintah China mengontrol semuanya, mereka tidak bisa menerima opini yang mereka tak suka," ujarnya.
"Di Xinjiang mereka melakukan itu karena mereka (China) punya kekuatan. Ketika mereka mengambil alih Hong Kong, mereka akan melakukan hal sama."
Demo kemarin itu dihadiri lebih dari 1.000 orang warga Hong Kong. Mereka berdemo sambil mengibarkan bendera dan poster Uighur.
"Bebaskan Uighur, Bebaskan Hong Kong," demikian tulisan dalam salah satu poster pengunjuk rasa yang merupakan campuran orang muda dan tua, yang berpakaian hitam dan bertopeng.
Demo membela kaum minoritas Uighur di pusat keuangan Asia ini digelar setelah pemain sepak bola Arsenal Mesut Ozil memicu kehebohan dengan mengkritik pemerintah China yang diduga melakukan penganiayaan terhadap Uighur di negara itu.
Seperti diketahui, China telah banyak dituduh melakukan penahanan terhadap kaum minoritas Uighur di kamp-kamp di negara bagian Xinjiang.
PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dunia memperkirakan ada sekitar 1 juta sampai 2 juta orang yang ditahan dalam kamp yang diduga sebagai tempat penganiayaan tersebut. Sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah etnik Uighur.
Sementara itu, China telah berulang kali menentang tuduhan menganiaya minoritas Uighur. Pemerintah mengatakan tempat itu bukan kamp penyiksaan, melainkan tempat kursus dan merupakan bagian dari kampanye anti terorisme.
(sef/sef) Next Article Bela Diri, China Sebut Persekusi Muslim Uighur Hoaks
Menurut salah satu pendemo mereka turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas. Sebelumnya negara barat menuding China melakukan persekusi pada etnis minoritas di Xinjiang ini.
"Kita seharusnya tidak melupakan mereka yang berbagi tujuan yang sama dengan kita, perjuangan kita untuk kemerdekaan dan demokrasi dan melawan, dan melawan Partai Komunis China," kata salah satu pengunjuk rasa saat berorasi sebagaimana ditulis AlJazeera.
"Pemerintah China mengontrol semuanya, mereka tidak bisa menerima opini yang mereka tak suka," ujarnya.
"Di Xinjiang mereka melakukan itu karena mereka (China) punya kekuatan. Ketika mereka mengambil alih Hong Kong, mereka akan melakukan hal sama."
Demo kemarin itu dihadiri lebih dari 1.000 orang warga Hong Kong. Mereka berdemo sambil mengibarkan bendera dan poster Uighur.
"Bebaskan Uighur, Bebaskan Hong Kong," demikian tulisan dalam salah satu poster pengunjuk rasa yang merupakan campuran orang muda dan tua, yang berpakaian hitam dan bertopeng.
Demo membela kaum minoritas Uighur di pusat keuangan Asia ini digelar setelah pemain sepak bola Arsenal Mesut Ozil memicu kehebohan dengan mengkritik pemerintah China yang diduga melakukan penganiayaan terhadap Uighur di negara itu.
Seperti diketahui, China telah banyak dituduh melakukan penahanan terhadap kaum minoritas Uighur di kamp-kamp di negara bagian Xinjiang.
PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dunia memperkirakan ada sekitar 1 juta sampai 2 juta orang yang ditahan dalam kamp yang diduga sebagai tempat penganiayaan tersebut. Sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah etnik Uighur.
Sementara itu, China telah berulang kali menentang tuduhan menganiaya minoritas Uighur. Pemerintah mengatakan tempat itu bukan kamp penyiksaan, melainkan tempat kursus dan merupakan bagian dari kampanye anti terorisme.
(sef/sef) Next Article Bela Diri, China Sebut Persekusi Muslim Uighur Hoaks
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular