
Internasional
Bela Uighur, Ribuan Warga Hong Kong Demo Pemerintah China
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 December 2019 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Demo kembali pecah diĀ Hong Kong pada hari Minggu (22/12/2019). Namun, kali ini bukan sepenuhnya demo anti-pemerintah seperti yang telah terjadi dalam enam bulan terakhir.
Kemarin lebih dari 1.000 orang warga Hong Kong menggelar unjuk rasa damai yang juga ditujukan untuk mendukung etnisĀ Uighur di Xinjiang, China. Mereka berdemo sambil mengibarkan bendera dan poster Uighur.
"Bebaskan Uighur, Bebaskan Hong Kong," demikian tulisan dalam salah satu poster pengunjuk rasa yang merupakan campuran orang muda dan tua, yang berpakaian hitam dan bertopeng.
Namun demikian, menurut laporan Reuters, demo kembali kacau seperti biasanya. Pihak kepolisian dikabarkan menyemprotkan cairan lada untuk membubarkan para pendemo karena melemparkan botol kaca dan batu ke arah mereka.
Demo membela kaum minoritas Uighur di pusat keuangan Asia ini digelar setelah pemain sepak bola Arsenal Mesut Ozil memicu kehebohan dengan mengkritik pemerintah China yang diduga melakukan penganiayaan terhadap Muslim Uighur di negara itu.
Seperti diketahui, China telah banyak dituduh melakukan penahanan terhadap kaum minoritas Uighur di kamp-kamp di negara bagian Xinjiang.
PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dunia memperkirakan ada sekitar 1 juta sampai 2 juta orang yang ditahan dalam kamp yang diduga sebagai tempat penganiayaan tersebut. Sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah etnik Uighur Muslim.
Kasus ini pun pada pekan lalu diangkat oleh Ozil melalui postingannya di media sosial. Dalam kesempatan itu menyebutkan bahwa Muslim Uighur sebagai "pejuang yang menentang penganiayaan".
"(Di China) Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah teologi Islam-madrasah dilarang, cendekiawan dibunuh satu per satu. Terlepas dari itu semua, Muslim tetap diam," tulis pemain Timnas Jerman itu di twitternya @MesutOzil1088.
Akibat hal itu, Ozil mendapat kritik dari China. Pemerintah China membatalkan siaran pertandingan klub sepak bola tempat Ozil berlaga, juga telah menghapus semua tentang Ozil dari media sosial negara, Weibo dan Douyin. Klub penggemar Ozil di negara itu, M10, yang memiliki sekitar 30.000 anggota juga ditutup sebagai buntut kasus ini, sebagaimana dilaporkan The Athletic, yang dikutip Sport Bible.
Bahkan, pemerintah China sampai memanggil Ozil untuk datang langsung ke wilayah Xinjiang, untuk melihat secara langsung kamp yang banyak disebut sebagai tempat penyiksaan kaum minoritas tersebut.
Grup sepak bola tempatnya bergabung juga tidak luput dari serangan China. Namun begitu, Arsenal telah memberikan tanggapan bahwa klub itu tidak memiliki keterlibatan dengan pendapat Ozil.
Menanggapi masalah ini, salah satu pendemo mengatakan demo yang digelar kali ini memang untuk mendukung kebebasan bagi semua umat, bukan hanya warga Hong Kong.
"Saya pikir kebebasan dasar dan kemerdekaan harus ada untuk semua orang, tidak hanya untuk Hong Kong," kata Wong, wanita berusia 41 tahun yang berdemo dengan suaminya.
Sementara itu, China telah berulang kali menentang tuduhan menganiaya kaum minoritas Muslim Uighur. Pemerintah mengatakan tempat itu bukan kam penyiksaan, melainkan tempat kursus dan merupakan bagian dari kampanye anti terorisme.
(sef/sef) Next Article Mengintip Kamp 'Penahanan' Minoritas Muslim Uighur di China
Kemarin lebih dari 1.000 orang warga Hong Kong menggelar unjuk rasa damai yang juga ditujukan untuk mendukung etnisĀ Uighur di Xinjiang, China. Mereka berdemo sambil mengibarkan bendera dan poster Uighur.
"Bebaskan Uighur, Bebaskan Hong Kong," demikian tulisan dalam salah satu poster pengunjuk rasa yang merupakan campuran orang muda dan tua, yang berpakaian hitam dan bertopeng.
Demo membela kaum minoritas Uighur di pusat keuangan Asia ini digelar setelah pemain sepak bola Arsenal Mesut Ozil memicu kehebohan dengan mengkritik pemerintah China yang diduga melakukan penganiayaan terhadap Muslim Uighur di negara itu.
![]() |
Seperti diketahui, China telah banyak dituduh melakukan penahanan terhadap kaum minoritas Uighur di kamp-kamp di negara bagian Xinjiang.
PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dunia memperkirakan ada sekitar 1 juta sampai 2 juta orang yang ditahan dalam kamp yang diduga sebagai tempat penganiayaan tersebut. Sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah etnik Uighur Muslim.
Kasus ini pun pada pekan lalu diangkat oleh Ozil melalui postingannya di media sosial. Dalam kesempatan itu menyebutkan bahwa Muslim Uighur sebagai "pejuang yang menentang penganiayaan".
"(Di China) Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah teologi Islam-madrasah dilarang, cendekiawan dibunuh satu per satu. Terlepas dari itu semua, Muslim tetap diam," tulis pemain Timnas Jerman itu di twitternya @MesutOzil1088.
Akibat hal itu, Ozil mendapat kritik dari China. Pemerintah China membatalkan siaran pertandingan klub sepak bola tempat Ozil berlaga, juga telah menghapus semua tentang Ozil dari media sosial negara, Weibo dan Douyin. Klub penggemar Ozil di negara itu, M10, yang memiliki sekitar 30.000 anggota juga ditutup sebagai buntut kasus ini, sebagaimana dilaporkan The Athletic, yang dikutip Sport Bible.
Bahkan, pemerintah China sampai memanggil Ozil untuk datang langsung ke wilayah Xinjiang, untuk melihat secara langsung kamp yang banyak disebut sebagai tempat penyiksaan kaum minoritas tersebut.
Grup sepak bola tempatnya bergabung juga tidak luput dari serangan China. Namun begitu, Arsenal telah memberikan tanggapan bahwa klub itu tidak memiliki keterlibatan dengan pendapat Ozil.
Menanggapi masalah ini, salah satu pendemo mengatakan demo yang digelar kali ini memang untuk mendukung kebebasan bagi semua umat, bukan hanya warga Hong Kong.
"Saya pikir kebebasan dasar dan kemerdekaan harus ada untuk semua orang, tidak hanya untuk Hong Kong," kata Wong, wanita berusia 41 tahun yang berdemo dengan suaminya.
Sementara itu, China telah berulang kali menentang tuduhan menganiaya kaum minoritas Muslim Uighur. Pemerintah mengatakan tempat itu bukan kam penyiksaan, melainkan tempat kursus dan merupakan bagian dari kampanye anti terorisme.
(sef/sef) Next Article Mengintip Kamp 'Penahanan' Minoritas Muslim Uighur di China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular