Internasional

Bela Diri, China Sebut Persekusi Muslim Uighur Hoaks

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 December 2019 12:55
China komentari pemberitaan soal Uighur.
Foto: Protes Uyghur terhadap China, di halaman Masjid Fatih, Istanbul, Turki pada 6 November 2018. (REUTERS/Murad Sezer)
Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar China untuk Australia mengatakan berita yang menyebutkan pemerintah China melakukan penahan terhadap satu juta Muslim Uighur sebagai berita palsu atau hoax.


Ia mengatakan berita itu disebarluaskan guna menghancurkan pandangan dunia akan langkah pemerintah yang melakukan penahanan massal sebagai upaya deradikalisasi.


"Penahanan massal di provinsi Xinjiang tidak ada hubungannya dengan hak asasi manusia, tidak ada hubungannya dengan agama dan tidak berbeda dengan tindakan anti-terorisme negara lain." kata Cheng Jingye pada konferensi pers di kedutaan besar China di Canberra, sebagaimana dikutip dari the Guardian, Jumat (20/12/2018).

Lebih lanjut Cheng mengatakan bahwa kamp-kamp yang selama ini diduga sebagai tempat penahanan, sebenarnya adalah pusat-pusat pendidikan yang ditujukan untuk upaya deradikalisasi dan mengajarkan keterampilan kejuruan, termasuk pengetahuan hukum dan bahasa China.

"Saya pikir jumlah pesertanya dinamis. Beberapa dari mereka masuk, beberapa keluar," jelasnya, menerangkan keadaan kamp tersebut.


Ia juga mengatakan sejak upaya pendidikan dijalankan, penyebaran ekstremisme telah berhasil diatasi secara efektif dan tidak ada kasus kekerasan atau terorisme terjadi dalam tiga tahun terakhir di negara itu.

"Jadi apa yang telah dilakukan di Xinjiang tidak memiliki ... perbedaan dengan apa yang negara-negara lain, termasuk negara-negara barat, lakukan untuk memerangi teroris," katanya.

Dalam kesempatan itu ia juga dikabarkan memutar video propaganda, yang kemudian ia jelaskan bahwa tindakan dalam video itu merupakan respons terhadap kekerasan yang sudah terjadi di provinsi Xinjiang selama 20 tahun.

"Penyerangan dan kekerasan di Xinjiang ... Menewaskan banyak orang tidak bersalah dan membawa kerusakan besar pada properti," katanya.

"Pemerintah setempat telah mengambil langkah-langkah keras untuk menindak terorisme dan kekerasan."


Pada saat yang sama, lanjutnya, pemerintah Xinjiang mulai bertindak untuk mengatasi akar masalah dari serangan-serangan tersebut.

Sementara saat ditanya apa responnya terhadap kritik yang dilayangkan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne atas masalah Mulim Uighur, ia mengatakan masalah yang terkait dengan Xinjiang adalah urusan dalam negeri China.

Namun, saat ditanya mengapa China tidak mengizinkan pengamat internasional masuk ke dalam kamp, Cheng menolak menjawabnya.

Ia malah mengatakan para interniran (trainee) yang lulus dari kamp itu telah mendapatkan pekerjaan dan menjalani kehidupan normal. Cheng mengatakan ada 20.000 masjid dan 29.000 personel ulama Islam di Xinjiang.

Isu dugaan penganiayaan terhadap Muslim Uighur di negara ini telah beredar cukup lama. Sebelumnya, foto-foto satelit telah mengungkapkan bahwa puluhan kuburan di wilayah barat laut China telah dihancurkan, dan pembongkaran situs-situs keagamaan Islam telah dilakukan dalam dua tahun terakhir.

PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dunia memperkirakan ada sekitar 1 juta sampai 2 juta orang yang ditahan dalam kamp yang diduga sebagai tempat penganiayaan tersebut. Sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah etnik Uighur Muslim.

[Gambas:Video CNBC]


(sef/sef) Next Article Soal Muslim Uighur, Eropa Diminta Jatuhkan Sanksi ke China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular