
Beras 'Rusak' Bulog Dilelang, 5 Lolos Verifikasi
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
22 December 2019 07:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 5 perusahaan dinyatakan lolos verifikasi dokumen dalam proses lelang terbuka beras Perum Bulog yang turun mutu. Sebelumnya ada 12 peserta lelang yang mengajukan penawaran.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh, dalam keterangan pers, Sabtu (21/12/2019) mengatakan, kelima perusahaan tersebut bergerak di industri non pangan yaitu perusahaan lem furniture, ethanol, sabun dan pupuk.
"Ini merupakan upaya untuk meminimalisir kerugian perusahaan, kita sudah mengumumkan proses lelang ini di media cetak dan website resmi Perum Bulog mulai tanggal 13 Desember 2019, beberapa tahapan sudah dilaksanakan dan hari ini kita akan melaksanakan evaluasi penawaran," kata Tri.
Selanjutnya, proses lelang terbuka memasuki tahapan evaluasi penawaran dari 5 perusahaan yang sudah dinyatakan lolos verifikasi.
Tri mengatakan pelelangam beras turun mutu sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu Permentan 38/2018 tentang Pengelolaan CBP dan hasil Rakortas tanggal 24 Juni 2019 yang membahas tentang Pangan (HPP Beras Tahun 2019, KPSH, Pelepasan Stok, dan Neraca Gula).
Berdasarkan hasil verifikasi dan hasil uji laboratorium sebanyak 29.367 ton beras Bulog dinyatakan telah mengalami turun mutu dan tidak layak konsumsi baik untuk pangan maupun pakan.
Karena itu, untuk menekan kerugian perusahaan, Bulog melaksanakan penjualan beras turun mutu secara penawaran umum. Ini dikhususkan kepada industri yang menggunakan bahan baku beras yang menghasilkan produk non pangan atau non pakan.
Masalah beras mutu ini terjadi akibat mengendapnya beras terlalu lama di gudang. Sesuai aturan, Bulog hanya boleh mengeluarkan beras cadangan pemerintah (CBP) jika mendapat penugasan.
Namun, sejak bergantinya Rastra menjadi BPNT pada 2017, alokasi beras Bulog perlahan menyusut sehingga resiko penurunan mutu beras meningkat.
Tri mengatakan, dalam penyimpanan, Bulog melakukan perawatan terhadap beras tersebut dan memprioritaskan penyalurannya berdasarkan kondisi kualitas.
(sef/sef) Next Article Bulog Main Juga di Toko Online, Apa Alasannya?
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh, dalam keterangan pers, Sabtu (21/12/2019) mengatakan, kelima perusahaan tersebut bergerak di industri non pangan yaitu perusahaan lem furniture, ethanol, sabun dan pupuk.
"Ini merupakan upaya untuk meminimalisir kerugian perusahaan, kita sudah mengumumkan proses lelang ini di media cetak dan website resmi Perum Bulog mulai tanggal 13 Desember 2019, beberapa tahapan sudah dilaksanakan dan hari ini kita akan melaksanakan evaluasi penawaran," kata Tri.
Tri mengatakan pelelangam beras turun mutu sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu Permentan 38/2018 tentang Pengelolaan CBP dan hasil Rakortas tanggal 24 Juni 2019 yang membahas tentang Pangan (HPP Beras Tahun 2019, KPSH, Pelepasan Stok, dan Neraca Gula).
Berdasarkan hasil verifikasi dan hasil uji laboratorium sebanyak 29.367 ton beras Bulog dinyatakan telah mengalami turun mutu dan tidak layak konsumsi baik untuk pangan maupun pakan.
Karena itu, untuk menekan kerugian perusahaan, Bulog melaksanakan penjualan beras turun mutu secara penawaran umum. Ini dikhususkan kepada industri yang menggunakan bahan baku beras yang menghasilkan produk non pangan atau non pakan.
Masalah beras mutu ini terjadi akibat mengendapnya beras terlalu lama di gudang. Sesuai aturan, Bulog hanya boleh mengeluarkan beras cadangan pemerintah (CBP) jika mendapat penugasan.
Namun, sejak bergantinya Rastra menjadi BPNT pada 2017, alokasi beras Bulog perlahan menyusut sehingga resiko penurunan mutu beras meningkat.
Tri mengatakan, dalam penyimpanan, Bulog melakukan perawatan terhadap beras tersebut dan memprioritaskan penyalurannya berdasarkan kondisi kualitas.
(sef/sef) Next Article Bulog Main Juga di Toko Online, Apa Alasannya?
Most Popular