
Dicari Pembeli! Beras Rusak Bulog Rp 160 M Dilelang
Lidya Kembaren, CNBC Indonesia
18 December 2019 19:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog akan melakukan lelang untuk 20 ribu ton berasnya yang sudah turun kualitas sehingga tak layak konsumsi alias sudah rusak. Pendaftaran lelang untuk beras tersebut telah dibuka dan akan ditutup pada pekan depan.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso pun berharap akan ada banyak perusahaan importir yang ikut lelang ini. Dengan demikian maka ikut membantu keuangan negara.
Sebab, nilai beras yang rusak mencapai sekitar Rp 160 miliar, setara harga saat beras diserap dari petani mencapai Rp 8.100 per kilogram (kg).
"Minggu depan kita akan tutup lelang karena saya ingin sebanyak-banyak mungkin yang menawar agar harga bagus. Karena ini uang negara jadi jangan sampai merugikan negara," kata dia di Kemenko Perekonomian, Rabu (18/12/2019).
Menurutnya, saat ini sudah ada dua perusahaan yang daftar dan akan ikut lelang beras tersebut. Namun ia enggan menjelaskan dengan detail nama perusahaan tersebut.
"Baru dua kalau nggak salah yang masuk daftarnya. Kita tunggu sebanyak-banyaknya dong," ujarnya.
Selain itu, nantinya akan dilakukan juga uji lab terhadap 20 ribu ton beras rusak tersebut. Dari hasil penelitian akan ditentukan berapa banyak beras yang bisa digunakan untuk tepung, untuk pakan hingga etanol.
"Itu belum ada hasil jumlahnya, secara riil akan dinilai ulang, karena ini baru penawaran lelang. Nanti akan ada uji fisik, nah nanti ada uji lab lagi," jelasnya.
Dari hasil lelang ini nantinya selisih harga akan dibayar oleh Pemerintah. Misalnya harga beras saat diserap Bulog Rp 8 ribu per kg dan saat lelang hanya laku Rp 5 ribu, maka pemerintah akan membayar selisihnya yang sebesar Rp 3 ribu per kg.
"Menkeu akan alokasikan sesuai dengan hasil lelang. Hasil lelang lakunya berapa dan selisih berapa, itu nanti akan diganti oleh negara," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Buwas ke Mafia Beras Orang Miskin: Pelaku Tak Punya Otak!
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso pun berharap akan ada banyak perusahaan importir yang ikut lelang ini. Dengan demikian maka ikut membantu keuangan negara.
Sebab, nilai beras yang rusak mencapai sekitar Rp 160 miliar, setara harga saat beras diserap dari petani mencapai Rp 8.100 per kilogram (kg).
"Minggu depan kita akan tutup lelang karena saya ingin sebanyak-banyak mungkin yang menawar agar harga bagus. Karena ini uang negara jadi jangan sampai merugikan negara," kata dia di Kemenko Perekonomian, Rabu (18/12/2019).
Menurutnya, saat ini sudah ada dua perusahaan yang daftar dan akan ikut lelang beras tersebut. Namun ia enggan menjelaskan dengan detail nama perusahaan tersebut.
"Baru dua kalau nggak salah yang masuk daftarnya. Kita tunggu sebanyak-banyaknya dong," ujarnya.
Selain itu, nantinya akan dilakukan juga uji lab terhadap 20 ribu ton beras rusak tersebut. Dari hasil penelitian akan ditentukan berapa banyak beras yang bisa digunakan untuk tepung, untuk pakan hingga etanol.
"Itu belum ada hasil jumlahnya, secara riil akan dinilai ulang, karena ini baru penawaran lelang. Nanti akan ada uji fisik, nah nanti ada uji lab lagi," jelasnya.
Dari hasil lelang ini nantinya selisih harga akan dibayar oleh Pemerintah. Misalnya harga beras saat diserap Bulog Rp 8 ribu per kg dan saat lelang hanya laku Rp 5 ribu, maka pemerintah akan membayar selisihnya yang sebesar Rp 3 ribu per kg.
"Menkeu akan alokasikan sesuai dengan hasil lelang. Hasil lelang lakunya berapa dan selisih berapa, itu nanti akan diganti oleh negara," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Buwas ke Mafia Beras Orang Miskin: Pelaku Tak Punya Otak!
Most Popular