
Internasional
AS Panas, Warga Terbelah Voting Pemakzulan Trump
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
19 December 2019 06:37

Jakarta, CNBC Indonesia - New York sudah dipenuhi dengan demonstran pada malam jelang pemungutan suara di DPR. Demonstran berkumpul untuk menyerukan pemakzulan Presiden AS Donald Trump.
Menurut penanggung jawab aksi demo tersebut, ada sekitar ribuan orang melakukan unjuk rasa di tengah kota Manhattan.
"Saya di sini hari ini karena saya melihat ini sebagai kesempatan, titik balik masa depan kita," kata seorang siswa berusia 19 tahun, Serena Hertzog, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (18/12/2019).
"Masalah utama yang paling saya sukai adalah keadilan lingkungan dan saya melihat presiden kita sebagai ancaman besar bagi lingkungan kita."
Demonstran yang berkumpul di Times Square meneriakan slogan-slogan seperti "Impeach Trump" dan membawa spanduk bertuliskan "Trump tidak kebal hukum" dan "Bangkit dan tahan."
Demo dukungan meminta DPR mengganti Trump juga terlihat di Des Moines, negara bagian Iowa. Bahkan ada yang membawa spanduk meminta Trump dipenjarakan.
Ada yang pro, ada pula yang kontra. Di Washington misalnya, beberapa massa pendukung Trump juga meneriakkan dukungan pada mantan pengusaha itu.
Di Indiana misalnya, senator Partai Republik Jim Tomes bahkan ikut berdemo mendukung anti-pemakzulan Trump. Mereka membawa spanduk berbunyi "Trump, Tetaplah Hebat 2020".
Di California dukungan juga terlihat mengalir ke Trump. Sejauh ini, berdasarkan sejumlah jejak pendapat di as, dukungan untuk memakzulkan dan menentang pemakzulan sama kuatnya di negara adidaya itu.
Seperti diketahui, Trump sedang menghadapi satu tuduhan penyalahgunaan kekuasaan karena meminta Ukraina menyelidiki mantan Wakil Presiden Joe Biden, penantang Demokrat terkemuka untuk menentangnya dalam pemilihan presiden 2020.
DPR AS dijadwalkan akan memberikan voting pada Rabu (18/12/2019) waktu AS. Namun hingga saat ini, sidang masih berlangsung dan alot.
Jika disetujui, pemakzulan akan dibawa ke Senat yang dipimpin Partai Republik, dan mengadakan persidangan untuk keputusannya. AS memiliki konsep politik dua kamar, sehingga parlemen tidak hanya DPR AS tapi juga Senat.
Dalam kasus tersebut Trump membantah melakukan kesalahan dan menuduh Demokrat melakukan "kudeta upaya partisan yang ilegal" dan menyatakan "perang terbuka" pada demokrasi Amerika.
(sef/sef) Next Article Trump Legowo, Janjikan Transisi yang Damai dengan Biden
Menurut penanggung jawab aksi demo tersebut, ada sekitar ribuan orang melakukan unjuk rasa di tengah kota Manhattan.
"Saya di sini hari ini karena saya melihat ini sebagai kesempatan, titik balik masa depan kita," kata seorang siswa berusia 19 tahun, Serena Hertzog, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (18/12/2019).
![]() |
Demonstran yang berkumpul di Times Square meneriakan slogan-slogan seperti "Impeach Trump" dan membawa spanduk bertuliskan "Trump tidak kebal hukum" dan "Bangkit dan tahan."
Demo dukungan meminta DPR mengganti Trump juga terlihat di Des Moines, negara bagian Iowa. Bahkan ada yang membawa spanduk meminta Trump dipenjarakan.
Ada yang pro, ada pula yang kontra. Di Washington misalnya, beberapa massa pendukung Trump juga meneriakkan dukungan pada mantan pengusaha itu.
Di Indiana misalnya, senator Partai Republik Jim Tomes bahkan ikut berdemo mendukung anti-pemakzulan Trump. Mereka membawa spanduk berbunyi "Trump, Tetaplah Hebat 2020".
Di California dukungan juga terlihat mengalir ke Trump. Sejauh ini, berdasarkan sejumlah jejak pendapat di as, dukungan untuk memakzulkan dan menentang pemakzulan sama kuatnya di negara adidaya itu.
Seperti diketahui, Trump sedang menghadapi satu tuduhan penyalahgunaan kekuasaan karena meminta Ukraina menyelidiki mantan Wakil Presiden Joe Biden, penantang Demokrat terkemuka untuk menentangnya dalam pemilihan presiden 2020.
DPR AS dijadwalkan akan memberikan voting pada Rabu (18/12/2019) waktu AS. Namun hingga saat ini, sidang masih berlangsung dan alot.
Jika disetujui, pemakzulan akan dibawa ke Senat yang dipimpin Partai Republik, dan mengadakan persidangan untuk keputusannya. AS memiliki konsep politik dua kamar, sehingga parlemen tidak hanya DPR AS tapi juga Senat.
Dalam kasus tersebut Trump membantah melakukan kesalahan dan menuduh Demokrat melakukan "kudeta upaya partisan yang ilegal" dan menyatakan "perang terbuka" pada demokrasi Amerika.
(sef/sef) Next Article Trump Legowo, Janjikan Transisi yang Damai dengan Biden
Most Popular