Internasional

Terancam Dimakzulkan, Trump Sebut Demokrat Dkk Gila

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 December 2019 17:26
Trump kembali ngamuk, sebut DPR AS yang didominasi Partai Demokrat gila
Foto: Donald Trump menjadi Thanos (Screenshot Twitter @TrumpWarRoom)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak bisa tenang pada hari Rabu (18/12/2019) setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengumumkan akan menggelar voting pengesahan pemakzulan terhadapnya pada hari itu juga.

Beberapa saat setelah pengumuman oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Trump langsung mengirimkan surat khusus sepanjang enam halaman kepada Pelosi.


Dalam suratnya Trump memprotes keras upaya impeachment yang digagas DPR AS terhadap dirinya itu, sebagaimana dikutip dari whitehouse.gov.

"Impeachment ini menunjukkan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dan penyalahgunaan kekuasaan yang tidak konstitusional oleh para anggota Demokrat, tak tertandingi di 250 tahun sejarah legislatif di AS," tulis Trump dalam suratnya.

Ia juga mengatakan pasal pemakzulan tidak sesuai standar konstitusi dan hukum. Trump juga kembali menyatakan bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan apapun sehingga tidak pantas untuk dimakzulkan.

Tak berapa lama setelah surat itu diserahkan, Trump membahas masalah ini di Twitternya. Melalui serangkaian postingan, presiden kontroversial itu menyampaikan hujatan pada Pelosi dan Pimpinan senat dari Partai Demokrat Chuck Schumer.


"Nilai bagus dan ulasan pada surat yang saya kirim ke Pelosi hari ini. Dia (Pelosi) yang terburuk! Tidak heran karena orang-orang seperti dia dan Cryin' Chuck Schumer, D.C. (pemerintahan AS) telah begitu lama dalam keadaan berantakan - dan itu termasuk pemerintahan sebelumnya yang (dan sekarang kita tahu pasti) MEMATA-MATAI kampanye saya," tulis Trump di akun Twitternya @realDonaldTrump.

Trump juga menghujat mantan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey serta pejabat FBI dalam postingannya. Trump mengatakan Comey dan pejabat lainnya telah ditipu di pengadilan Undang-Undang Pengawasan Intelijen Asing (FISA). Oleh karenanya mereka harus membatalkan atau menghentikan proses penyelidikan pemakzulan.

Ia juga mengkritik lawannya dari kubu Demokrat di pemilu presiden 2016, Hillary Clinton. Trump menyebut Hillary membayar Comey dan rekannya untuk mendukung pemakzulannya.

"Mereka ingin Impeach saya terjadi (saya tidak takut!), Namun mereka semua melanggar hukum dalam banyak hal lainnya. Bagaimana mereka dapat melakukan itu dan memakzulkan Presiden Amerika Serikat yang sangat sukses, yang tidak melakukan kesalahan? Orang-orang ini Gila!" ujar Trump.


Proses penyelidikan pemakzulan Trump, yang diusung Pelosi, sudah berlangsung tiga bulan terakhir. Penyelidikan pemakzulan dilakukan karena Trump dianggap menyalahgunakan kekuasaan terkait skandal dengan Presiden Ukraina Zelensky.

Seperti diketahui, pada 25 Juli lalu Trump melakukan panggilan telepon dengan Zelensky. Dalam kesempatan itu Trump meminta Zelensky melakukan penyelidikan yang menargetkan Joe Biden dan putranya Hunter Biden. Joe Biden merupakan mantan presiden di era Barack Obama. Perwakilan utama dari Demokrat itu berniat melenggang ke pemilu presiden 2020 melawan Trump.

Disebutkan bahwa dalam kesempatan itu, Trump menjadikan dana bantuan keamanan untuk Ukraina yang senilai hampir US$ 400 juta sebagai tawaran untuk menekan Zelensky agar mau menuruti permintaan Trump. Banyak pihak percaya alasan Trump melakukan ini adalah untuk memastikan kemenangannya di pemilu tahun depan.

Namun sebelumnya dalam suratnya kepada Pelosi, Trump menentang tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Ia mengatakan pembicaraannya dengan Presiden Ukraina Zelinsky telah salah diinterpretasikan.

"Saya berkata pada Presiden Zelinsky: Saya ingin kau melakukan sesuatu untuk kami, ... karena negara kami telah melalui banyak hal dan Ukraina sudah tahu banyak," jelasnya.

"Saya katakan lakukan sesuatu untuk kami, bukan saya, dan (kami adalah) negara kita, bukan untuk sebuah kampanye."

[Gambas:Video CNBC]






(sef/sef) Next Article Heboh Donald Trump Dimakzulkan DPR AS, Ini Proses Sebenarnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular