
Jokowi Mau Avtur Dari Minyak Sawit, Emang Bisa? Cek Faktanya!
Anisatul Umah & Tirta Citradi, CNBC Indonesia
18 December 2019 15:27

Sejak Mei 2019, Pertamina sudah stop impor avtur. Penghentian impor ini karena ada optimalisasi di 2 kilang Pertamina yakni Plaju dan Cilacap. Untuk Avtur, bahkan Pertamina mengaku sudah ekspor.
"Dan avtur sudah ekspor kalau dihitung Rp 12,7 triliun, jadi kontribusi yang kita berikan untuk meringankan CAD 2019 sudah mulai terlihat," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, pekan lalu.
Kembali ke permasalahan utama terkait pemanfaatan minyak sawit untuk pembuatan bioavtur. Sebenarnya wacana ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Wacana ini sempat menyeruak di tahun 2016.
Saat ini Pertamina bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung untuk mengembangkan bahan bakar nabati bioavtur dari minyak sawit. Jenis minyak sawit yang digunakan untuk pembuatan avtur adalah minyak inti sawit atau Palm Kernell Oil (PKO).
Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, Indonesia memproduksi 4,72 juta ton PKO tahun lalu dari inti sawit yang tersedia sebanyak 11,36 juta ton. Produksi PKO tumbuh 5,7% (CAGR) sejak tahun 2014.
PKO banyak digunakan di industri oleokimia, pemanfaatannya ditaksir mencapai 2,6 juta ton untuk periode 2019/2020 menurut studi yang dilakukan oleh USDA. PKO digunakan untuk berbagai macam produk mulai dari kosmetik, perawatan tubuh, pembersih perabot rumah tangga hingga produk farmasi.
Sebanyak 80% PKO Indonesia yang diekspor dalam bentuk mentah ke negara seperti China, AS dan Brazil. Sementara produk olahan PKO diekspor ke Uni Eropa, India dan Malaysia.
Jika PKO dimanfaatkan untuk jadi avtur akan memberikan nilai tambah bagi komditas ini dan tentu baik bagi perekonomian karena selain dapat mengurangi impor tetapi juga akan ada hilirisasi industri berbasis komoditas unggulan Indonesia.
Perkambangan terakhir Pertamina dan ITB akan melakukan uji coba avtur nabati di kilang Refinery Unit IV Cilacap. Rencananya uji coba menggunakan minyak inti sawit (PKO)tersebut akan dilakukan pada Februari 2020 mendatang.
Guru Besar Teknik Reaksi Kimia dan Katalis (TRKK) ITB Subagjo mengatakan pihaknya telah mengembangkan uji coba perdana (pilot project) avtur nabati di ITB. "Nanti Februari kami diberi kesempatan oleh Pertamina untuk uji coba skala komersial," katanya, pada September lalu, melansir CNN Indonesia.
Subagjo melanjutkan, pada uji coba tersebut, produksi avtur di RU IV Cilacap dialokasikan untuk bioavtur sekitar 2-5 persen. Jadi memang penggunaan minyak sawit untuk avtur memiliki banyak manfaat. (twg/gus)
Kembali ke permasalahan utama terkait pemanfaatan minyak sawit untuk pembuatan bioavtur. Sebenarnya wacana ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Wacana ini sempat menyeruak di tahun 2016.
Saat ini Pertamina bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung untuk mengembangkan bahan bakar nabati bioavtur dari minyak sawit. Jenis minyak sawit yang digunakan untuk pembuatan avtur adalah minyak inti sawit atau Palm Kernell Oil (PKO).
PKO banyak digunakan di industri oleokimia, pemanfaatannya ditaksir mencapai 2,6 juta ton untuk periode 2019/2020 menurut studi yang dilakukan oleh USDA. PKO digunakan untuk berbagai macam produk mulai dari kosmetik, perawatan tubuh, pembersih perabot rumah tangga hingga produk farmasi.
Sebanyak 80% PKO Indonesia yang diekspor dalam bentuk mentah ke negara seperti China, AS dan Brazil. Sementara produk olahan PKO diekspor ke Uni Eropa, India dan Malaysia.
Jika PKO dimanfaatkan untuk jadi avtur akan memberikan nilai tambah bagi komditas ini dan tentu baik bagi perekonomian karena selain dapat mengurangi impor tetapi juga akan ada hilirisasi industri berbasis komoditas unggulan Indonesia.
Perkambangan terakhir Pertamina dan ITB akan melakukan uji coba avtur nabati di kilang Refinery Unit IV Cilacap. Rencananya uji coba menggunakan minyak inti sawit (PKO)tersebut akan dilakukan pada Februari 2020 mendatang.
Guru Besar Teknik Reaksi Kimia dan Katalis (TRKK) ITB Subagjo mengatakan pihaknya telah mengembangkan uji coba perdana (pilot project) avtur nabati di ITB. "Nanti Februari kami diberi kesempatan oleh Pertamina untuk uji coba skala komersial," katanya, pada September lalu, melansir CNN Indonesia.
Subagjo melanjutkan, pada uji coba tersebut, produksi avtur di RU IV Cilacap dialokasikan untuk bioavtur sekitar 2-5 persen. Jadi memang penggunaan minyak sawit untuk avtur memiliki banyak manfaat. (twg/gus)
Pages
Most Popular