
Dikritik China soal Muslim Uighur, Mesut Ozil Dibeking AS!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyampaikan dukungannya kepada pesepak bola Jerman Mesut Özil, yang menghadapi kritik pedas dari China setelah mengungkit masalah Muslim Uighur di media sosialnya.
Melalui akun Twitternya pada Selasa (17/12/2019), Pompeo mengatakan China bisa menyensor penyiaran pertandingan sepak bola tim tetapi tidak bisa menyembunyikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan negara tersebut.
"Gerai propaganda Partai Komunis China (PKC) dapat menyensor pertandingan Mesut Özil dan Arsenal sepanjang musim, tetapi kebenaran akan menang," cuit Pompeo di Twitternya.
"PKC tidak bisa menyembunyikan pelanggaran HAM berat yang dilakukan terhadap warga Uighur dan agama lain dari dunia."
[Gambas:Twitter]
Masalah perdebatan antara Ozil dan pemerintah China ramai diperbincangkan dunia setelah pemain Arsenal berdarah Turki itu mengunggah komentar di media sosial yang menyebutkan bahwa Muslim Uighur sebagai "pejuang yang menentang penganiayaan".
"(Di China) Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah teologi Islam-madrasah dilarang, cendikiawan dibunuh satu per satu. Terlepas dari itu semua, Muslim tetap diam," tulis pemain Timnas Jerman itu di Twitternya @MesutOzil1088.
[Gambas:Twitter]
Akibat hal itu, Ozil mendapat kritik dari China. Pemerintah China membatalkan siaran pertandingan klub sepak bola tempat Ozil berlaga, juga telah menghapus semua tentang Ozil dari media sosial negara, Weibo dan Douyin.
Klub penggemar Ozil di negara itu, M10, yang memiliki sekitar 30.000 anggota juga ditutup sebagai buntut kasus ini, sebagaimana dilaporkan The Athletic, yang dikutip Sport Bible.
Bahkan, pemerintah China sampai memanggil Ozil untuk datang langsung ke wilayah Xinjiang, untuk melihat secara langsung kamp yang banyak disebut sebagai tempat penyiksaan kaum minoritas tersebut.
Klub sepak bola tempatnya bergabung juga tidak luput dari serangan China. Namun begitu, Arsenal telah memberikan tanggapan bahwa klub itu tidak memiliki keterlibatan dengan pendapat Ozil.
"Konten yang dia ungkapkan sepenuhnya adalah pendapat pribadi Ozil," tulis akun resmi Arsenal dalam sebuah posting di platform Weibo.
PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dunia memperkirakan ada sekitar 1 juta sampai 2 juta orang yang ditahan dalam kamp-kamp di Xinjiang, yang diduga sebagai tempat penganiayaan. Sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah etnik Uighur Muslim.
Namun, China telah berulang kali menentang tudingan ini. Pemerintah mengatakan tempat itu bukan kamp penyiksaan, melainkan tempat kursus dan merupakan bagian dari kampanye anti terorisme.
Langkah pembelaan Pompeo terhadap Ozil merupakan bentuk serangan terbaru yang dilancarkan AS terhadap China atas masalah pelanggaran HAM ini. Sebelumnya pada awal bulan, majelis perwakilan AS telah mengeluarkan undang-undang yang bisa melahirkan hukuman bagi pemerintah China atas perlakuan mereka terhadap minoritas Muslim Uighur-nya.
Menurut laporan, UU juga tersebut berisi kecaman terhadap penahanan massal yang dilakukan, dan mendesak supaya China menutup fasilitas tersebut.
(tas/tas) Next Article Soal Muslim Uighur, Jokowi Diminta Bertindak ke China