
Saling Gugat RI Vs Uni Eropa, Mau Perang Dagang?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 December 2019 14:45

Saat ini Eropa merupakan mitra dagang strategis Indonesia. Beberapa negara Eropa seperti Jerman, Belanda dan Italia termasuk negara tujuan ekspor Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang periode Januari-November 2019, ekspor Indonesia ke pasar Eropa mencapai US$ 13 miliar turun 16,5% dibanding tahun lalu.
Produk Indonesia yang diekspor ke pasar Eropa dengan nilai paling besar berasal dari golongan Harmonized System 15 (HS 15) berupa produk minyak nabati dan hewani senilai US$ 2,8 miliar dan golongan HS 64 untuk kategori produk alas kaki senilai US$ 1,7 miliar.
Untuk ekspor produk minyak nabati paling banyak didominasi oleh minyak sawit dan turunannya yang menyumbang sekitar 82% dari total ekspor minyak nabati dan hewani Indonesia ke UE 28. Nilai tersebut setara dengan US$ 2,3 miliar atau setara dengan Rp 32,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.00/US$).
Di sepanjang 11 bulan tahun ini, total nilai impor Indonesia dari Eropa mencapai US$ 11,25 miliar atau turun 13,54% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 13 miliar.
Produk-produk yang banyak diimpor dari Eropa ke Indonesia adalah barang-barang dengan kode HS 84 (barang mesin) dan HS 85 (barang elektrik/listrik) yang masing-masing senilai US$ 3,5 miliar dan US$ 2,1 miliar pada 2018.
Jadi jika skenario perang dagang seperti AS dan China yang terjadi antara Eropa dengan Indonesia pastilah ekonomi tanah air akan terguncang. Sektor yang paling terasa terdampak adalah sektor manufaktur.
Padahal secara struktural kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian Indonesia paling besar yaitu mencapai 19,62%. Langkah menyelesaikan konflik melalui WTO memang langkah yang baik sehingga ada upaya diplomasi antar berbagai pihak.
Berkaca dari perang dagang yang sudah terjadi, ada baiknya untuk dihindari karena yang namanya perang seperti kata pepatah, kalah jadi abu menang jadi arang. Sekali lagi bukan masalah gengsi-gengsian.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
![]() |
Untuk ekspor produk minyak nabati paling banyak didominasi oleh minyak sawit dan turunannya yang menyumbang sekitar 82% dari total ekspor minyak nabati dan hewani Indonesia ke UE 28. Nilai tersebut setara dengan US$ 2,3 miliar atau setara dengan Rp 32,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.00/US$).
Di sepanjang 11 bulan tahun ini, total nilai impor Indonesia dari Eropa mencapai US$ 11,25 miliar atau turun 13,54% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 13 miliar.
![]() |
Padahal secara struktural kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian Indonesia paling besar yaitu mencapai 19,62%. Langkah menyelesaikan konflik melalui WTO memang langkah yang baik sehingga ada upaya diplomasi antar berbagai pihak.
Berkaca dari perang dagang yang sudah terjadi, ada baiknya untuk dihindari karena yang namanya perang seperti kata pepatah, kalah jadi abu menang jadi arang. Sekali lagi bukan masalah gengsi-gengsian.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular