Internasional

Trump Pening, Keputusan Pemakzulan Hitung Hari

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 December 2019 08:39
Trump Pening, Keputusan Pemakzulan Hitung Hari
Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah pemakzulan (impeachment) terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin nyata. Dalam empat hari ini, keputusan untuk melengserkan presiden kontroversial itu dari jabatannya akan keluar.

Saat ini, pasal-pasal pemakzulan Trump sedang ditinjau DPR AS. Apabila DPR AS yang dipimpin Nancy Pelosi menyetujui pemakzulan Trump, maka Trump akan menjadi presiden ketiga AS yang menghadapi proses pemakzulan secara resmi, setelah Bill Clinton dan Richard Nixon.


Penyelidikan impeachment resmi, yang diusung Pelosi, terhadap Trump sudah dimulai sejak sekitar tiga bulan lalu. Penyidikan itu dilakukan setelah Trump kedapatan melakukan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli lalu.

Dalam kesempatan itu Trump meminta Zelensky melakukan penyelidikan yang menargetkan Joe Biden dan putranya Hunter Biden. Joe Biden merupakan mantan presiden di era Barack Obama. Perwakilan utama dari Demokrat itu berniat melenggang ke pemilu presiden 2020 melawan Trump.



Disebutkan bahwa dalam kesempatan itu, Trump menjadikan dana bantuan keamanan untuk Ukraina yang senilai hampir US$ 400 juta sebagai tawaran untuk menekan Zelensky agar mau menuruti permintaan Trump. Banyak pihak percaya alasan Trump melakukan ini adalah untuk memastikan kemenangannya di pemilu tahun depan.

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa tuduhan pelanggaran yang mungkin dihadapi Trump dalam pasal-pasal impeachment di antaranya adalah penyuapan, penyalahgunaan kekuasaan, dan obstruksi (menghalangi) keadilan serta obstruksi kongres.

Keputusan lengser atau tidaknya Trump, menurut Reuters, bisa diambil melalui voting. Bila Trump lengser, Wakil Presiden Mike Pence akan menggantikan dirinya menjadi presiden. Setidaknya hingga Januari 2021.

[Gambas:Video CNBC]



Dalam sebuah jajak pendapat baru yang dilakukan Fox News, diketahui 50% pemilih di seluruh AS menginginkan Trump dimakzulkan dan dikeluarkan dari jabatannya. Angka itu tidak berubah sejak jajak pendapat akhir Oktober.

Sementara itu, 4% lainnya mengatakan Trump harus dimakzulkan tetapi tidak diganti, dan 41% menentang pemakzulan dilakukan.

Dalam jajak pendapat lain yang dilakukan Jennifer Agiesta dari CNN, ada sebanyak 53% pemilih mengatakan Trump menyalahgunakan kekuasaannya, 48% mengatakan ia menghalangi Kongres dan 45% mengatakan ia melakukan suap.

Sebanyak 60% responden pada umumnya mengatakan adalah salah bagi Trump untuk meminta para pemimpin negara asing untuk menyelidiki rival politiknya.

Lebih lanjut, hasil jajak pendapat menemukan bahwa 45% mengatakan yakin Demokrat di Kongres menjalankan penyelidikan pemakzulan secara adil, sementara 42% mengatakan tidak. Sementara dalam hal pemakzulan, ada 45% responden setuju Trump dimakzulkan dan 53% tidak setuju. Angka responden yang setuju naik dari jajak pendapat Oktober yang hanya 42% setuju dan 57% tidak setuju.

Menanggapi hasil ini, Trump melalui Twitternya mengatakan bahwa hasil tersebut tidaklah akurat.

"@FoxnewPolls, selalu tidak akurat, sangat memihak pada Dems (demokrat). Sangat konyol - hal yang sama terjadi pada 2016. Mereka keliru. Buat jajak pendapat baru!" cuit Trump di Twitternya, Minggu waktu setempat (15/12/2019).


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular